Saya mungkin sudah mulai mengunggah video di youtube sejak tahun 2017. Tapi nyatanya baru mulai tahun 2020 lah saya mulai benar-benar membuat konten yang serius dan terencana.
Konten video yang saya pada tahun 2020 tersebut saya rencanakan dengan matang. Saya membuat scriptnya berjam-jam. Bahkan berkali-kali saya minta suami saya untuk membaca lagi, apakah sudah bagus.
Saat saya post di youtube ternyata.... senyap.... tak ada yang menonton.. hehe..
Baca juga : Alasan Saya Membuat Konten Youtube
Sampai berhari-hari dan berminggu-minggu hanya ada beberapa orang yang melihat. Padahal saya yakin script saya bagus. Tapi tunggu dulu...
Eksekusi yang Buruk
Saya harus mengakui, eksekusi untuk video tersebut sangat buruk. Suara saya tidak jelas, dan saya tegang dalam membawakan materi yang saya sampaikan. Tapi tidak apa, itu bagian dari sejarah yang tetap saya hargai prosesnya. Kalau bukan saya yang menghargai diri sendiri, siapa lagi!
Belajar SEO
Saya sudah pernah mempelajari SEO untuk membuat tulisan, tapi untuk video, saya belum pernah. Maka saya belajar SEO untuk meningkatkan pengunjung di video-video saya berikutnya.Â
Nyatanya hal ini tetap tidak cukup berhasil juga. Kunjungan pada video saya masih dibawah angka 100.
Cara Curang Melalui Aplikasi
Ada sebuah website yang menuliskan bahwa kita dapat mendapat view dan subscriber lebih banyak dengan sebuah aplikasi. Nyatanya yang saya harus lakukan adalah menonton video lain untuk mendapat poin, yang kemudian dapat ditukarkan dengan "jatah" video kita dapat ditonton oleh pengguna lain.
Saya kapok. Karena ini pembodohan. Saya tidak akan benar-benar mendapatkan penonton karena mereka hanya diwajibkan melihat video selama 30 detik. Algoritma video saya berantakan. Dan video saya akan semakin tenggelam, karena durasi tonton yang pendek. Jadi bisa dianggap video saya tidak dapat direkomendasikan untuk ditonton di youtube.
Memperbaiki Kualitas Video
Saya sadar dan menerima kenyataan bahwa video saya sepi penonton karena jauh dari standar dan tidak menarik. Namun, saya masih terus berusaha membuat video youtube meskipun hanya sedikit yang menonton.Â
Saya mula memperbaiki kualitas video saya. Saya membeli sebuah clip on mic agar suara saya semakin jelas.
Saya juga mulai rileks dalam membawakan materi. Meskipun masih belum sesuai dengan harapan saya, tapi setidaknya saya sudah berprogress. Saya juga membuat tambahan animasi ringan untuk membuat video saya lebih menarik.
Beberapa video saya mulai dilirik penonton. Ada video yang mendapat view hingga ribuan. Saya semakin bersemangat.
Grup Whatsapp Youtuber
Seorang sahabat melihat video-video saya. Dia menyarankan saya untuk mengikuti grup whatsapp youtuber. Saya belum pernah mendengarnya, tapi terdengar menarik juga. Katanya kita bisa mendapat view dan subscriber baru melalui grup pertemanan ini.
Saya mencoba mencari, dan menemukan beberapa grup di sebuah website. Kemudia saya bergabung pada 5 buah grup yang jumlahnya masing-masing sekitar 200an orang.
Namun... ada yang janggal dengan grup ini.
"Punya berapa akun kak?" ini pertanyaan aneh dari mereka."Satu" Jawabku
"Saya punya 15 akun kalau mau, balas 15 kalau mau. Minimal view 3 menit" balas mereka.
"Saya cuma punya satu" jawab saya polos. Hehhee
"Yaudah gapapa kak, mau berapa video?" katanya.
Jadi grup ini adalah grup subscribe balas subscribe. View 3 menit, balas 3 menit. Dan kami harus menunjukkan bukti screenshoot bukti menonton 3 menit. Hehehe.
Saya coba mengikuti dulu cara mereka. Saya belum paham benar. Kami kemudian mulai bertukar link video.
Alamak! Video yang mereka share adalah video-video yang kebanyakan (mohon maaf) tidak jelas dan tidak bermutu. Selama bermenit-menit saya harus melihat tayangan permainan game Free Fire, Mobile Legend dan apalah itu saya tak tahu. Ada juga video-video anak-anak yang tidak jelas konsepnya apa, hanya dokumentasi pribadi. Tapi ada juga 1-2 yang benar-benar membuat video serius.
Selama 2 hari saya menjalani cara ini.
Jauh sekali dengan harapan saya yang berniat untuk mencari teman, sharing pengalaman dan cara meningkatkan kualitas video.
Memang  video saya mendapat banyak penonton dan subscriber saya bertambah. Namun bukan ini yang saya inginkan.
Akun yang Akan Dijual
Di hari kedua tersebut saya baru menyadari bahwa mereka kumpulan orang yang melakukan "ternak akun youtube" untuk dijual kembali dengan harga jutaan. Jadi fokus mereka untuk mendapat 1000 subscriber dan 4000 jam tayang, sesuai aturan youtube untuk bisa dimonetisasi dan mendapat pembayaran melalui Adsense.
Saya memilih keluar dari grup tersebut.
Algoritma Youtube yang Berantakan
Youtube memiliki aturan algoritma sendiri. Algoritma YouTube adalah sistem yang menilai apakah suatu video memiliki kualitas baik dan dapat direkomendasikan untuk lebih banyak penonton.
Algoritma tersebut dilihat dari tingkat durasi tonton video, like/dislike dan melihat kesesuaian minat penonton pada video yang sejenis.
Video saya penontonnya jadi berantakan akibat 2 hari mengikuti grup tersebut. Penonton video saya menjadi terlalu acak dan durasi tonton video saya juga dibawah harapan. Video saya tidak direkomendasikan untuk ditonton. Akibatnya viewnya semakin menurun pada beberapa hari berikutnya.
Mengulang dari Awal
Saya harus membangun penonton saya lagi dari awal. Membuat video yang lebih berkualitas yang dapat menarik penonton, memperbaiki pemberian judul yang menarik pada video, membuat cover video thumbnail yang menarik dan sebagainya.
Saya menyadari bahwa membuat video yang menarik itu tidak mudah dan menggunakan cara curang di youtube itu sia-sia.
Dari pada menghabiskan waktu dengan cara curang, lebih baik kita memperbaiki kualitas dan kemampuan kita dalam membuat video, mempelajari minat penonton, dan  belajar lebih kreatif dalam mengedit video.
Dengan terus berlatih dan belajar, kemampuan dan kualitas video  kita tentu akan semakin baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H