Mohon tunggu...
melisa emeraldina
melisa emeraldina Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk Berbagi Pengalaman

"Butuh sebuah keberanian untuk memulai sesuatu, dan butuh jiwa yang kuat untuk menyelesaikannya." - Jessica N.S. Yourko

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Alasan Saya Membuat Konten Youtube

16 September 2021   11:09 Diperbarui: 17 September 2021   12:53 2150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Membuat Video untuk konten Youtube (freepik/freepik)

Youtube adalah salah satu platform media sosial dalam bentuk video. Namun, karena proses pembuatan kontennya cukup ribet dan memakan waktu, akhirnya lebih banyak orang yang hanya menjadi penikmat video saja di aplikasi ini.

Apalagi kalau mau membuat konten youtube, kesannya adalah mau menjadi youtuber dan mencari uang melalui Adsense. Bagaimana tidak, pendapatan artis dan para youtuber dari adsense youtube diperkirakan miliaran rupiah tiap bulannya.

Menurut Kompas.com (26/5/21), Raffi Ahmad diperkirakan mendapatkan Rp 561 Juta-9 Miliar per bulannya. Deddy Corbuzier diperkirakan mendapat 22.300-356.300 dolar AS, sedangkan Baim Wong diperkirakan mendapat 26.600-425.000 dollar AS. Sungguh angka yang fantastis.

Video Pertama

Saya mengunggah video pertama kali adalah pada 28 Agustus 2017. Video pertama yang saya unggah adalah video suami saya yang saat itu masih menjadi pacar, pada sebuah acara organisasi yang diikutinya. Alasan saya waktu itu adalah agar mudah membagikan video dokumentasi tersebut pada anggota yang lain. Karena tidak mungkin membagikan video panjang pada aplikasi chatting bukan?

Unggahan video-video berikutnya adalah video-video dokumentasi pernikahan saya. Saya tidak mau memenuhi memori handphone saya, jadi saya share saja ke youtube. Bagi keluarga yang mau lihat videonya, saya juga tinggal membagikan link video tersebut. Praktis!

Namun pada perkembangannya video ini justru banyak ditonton oleh para calon pengantin, sehingga viewnya mencapai 39 ribu kali ditonton.

Video-video berikutnya masih tentang dokumentasi liburan pribadi saya atau dokumentasi kegiatan. Lagi-lagi alasannya adalah untuk bisa mengakses kapan saja tanpa harus menyimpan di memori handphone.

Belajar Public Speaking

Suatu saat saya berniat serius belajar membuat konten. Alasan saya pertama kali membuat video konten youtube adalah untuk belajar public speaking. Meskipun saya lulusan jurusan komunikasi dan terbiasa membuat tulisan, nyatanya saya sering kesulitan berbicara dengan lancar dan terstruktur, sistematis dan tidak berbelit-belit.

Tampilan channel youtube saya (sumber pribadi)
Tampilan channel youtube saya (sumber pribadi)

Saat harus berbicara secara formal saya sering merasa kesulitan menemukan kata-kata, merangkai kalimat yang tepat dan menjelaskan secara sistematis. Akibatnya banyak sekali saya terdiam dan mengucap "Eee... " berulang kali.
Saya juga sering merasa tidak percaya diri berbicara di depan kamera atau di depan umum. 

Memang di usia saya yang sudah 30an ini sudah terlambat untuk belajar. Tapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali bukan?

Sehingga tujuan awal saya membuat konten video di youtube adalah melatih public speaking dan melatih rasa percaya diri. Video konten pertama saya, yang bahkan hanya muncul video ilustrasi, tanpa menampakkan gambar saya, dan hanya ada rekaman suara saya itu, suara saya terdengar bergetar. Hehehe.. Tak apa. Saya meyakinkan diri, bahwa ini hanyalah proses belajar.

Memberanikan Diri Tampil di Depan Kamera

Bagi sebagian orang, tampil di depan kamera itu mudah dan menyenangkan. Tapi bagi sebagian orang lain, ini bisa menjadi sesuatu yang berat dan menakutkan. Tapi saya sadar, bahwa ini bukan hal yang baik. Jadi saya memaksa diri saya, melawan rasa takut saya untuk berbicara di depan kamera.

Tentu bukan jenis video yang hanya dokumentasi acara ringan dan santai yang saya maksudkan. Kalau itu semua pasti bisa. Yang saya maksudkan adalah tampil menceritakan sesuatu panjang lebar, menjelaskan suatu produk atau suatu topik dengan jelas dan terstruktur.

Belajar Membuat Script

Untuk melancarkan setiap kalimat yang saya ingin sampaikan, maka saya membuat script berupa tulisan singkat tentang tema yang akan saya bawakan. Tema yang saya ambil adalah seputar pengalaman atau topik yang saya kuasai. Saya juga akan mencari beberapa sumber referensi untuk mendukung topik yang saya bawakan.

Script ini akhirnya sebagian besar saya tulis ulang dalam bentuk artikel untuk blog Kompasiana.
Sarana Belajar dan Terus Berpikir
Saya membuat konten youtube saat saya memutuskan Off dari pekerjaan selama 2 tahun. Selama 2 tahun saya tidak memiliki kegiatan rutin yang wajib saya lakukan. Saya takut otak saya menjadi "tidak terlatih" lagi. 

Maka, membuat konten youtube juga selain untuk mengisi waktu dengan kegiatan positif, juga memaksa diri saya untuk selalu belajar, mencari topik baru, mencari bahan pendukung, juga berlatih kreatif.

Belajar Menjadi Kreatif

Proses membuat konten youtube sama sekali tidak mudah. Banyak step prosesnya, dari mulai membuat script, melakukan setting kamera, pengambilan gambar, edit video, pembuatan bumper video (animasi pembuka atau penutup video), menambahkan ilustrasi dan animasi ringan, menambah musik pendukung, membuat gambar cover thumbnail video yang menarik, hingga optinasi SEO agar video kita mudah ditemukan orang.

Banyak sekali bukan! Dibandingkan melakukan posting di instagram atau facebook, tentu youtube membutuhkan kreatifitas, upaya dan semangat yang besar. 

Sarana Aktualisasi Diri

Membuat konten youtube juga menjadi sarana aktualisasi diri saya. Saya sadar ketika saya tidak bekerja maka saya akan "haus" apresiasi, butuh dukungan, butuh merasa tetap berdaya dan bermanfaat. Maka ketika saya membuat konten youtube dan dilihat banyak orang, saya bahagia.

Apalagi ketika beberapa penonton memberikan komentar positif bahwa konten saya bermanfaat dan memberikan inspirasi atau pengetahuan baru. Saya merasa sangat bahagia. Sama bahagianya ketika artikel saya di Kompasiana mendapat komentar positif atau label "Artikel Utama".

Sebuah video saya bahkan diulas oleh sebuah media Nasional. Media tersebut mengulas beberapa konten saya tentang membeli rumah pertama dan tinggal di apartemen menjadi sebuah artikel berjudul "Pilih Rumah atau Apartemen? Ini Pertimbangannya untuk Milenial".

Sarana Beribadah

Dalam agama yang saya anut, ilmu yang bermanfaat bisa menjadi amal jariyah yang tak akan putus pahalanya bahkan ketika kita sudah di akhirat, selama masih bermanfaat. Maka saya merasa bahwa bila saya bisa membagikan pengetahuan dan pengalaman saya, yang bisa bermanfaat bagi banyak orang, maka semoga ini bisa menjadi salah satu ladang pahala saya.

Maka saya ingin membuat konten yang baik-baik, menulis yang baik-baik, yang saya yakin ada manfaatnya dan tidak menyinggung orang lain. Jangan sampai, saya justru membuat dosa melalui konten atau tulisan saya.

Kalau saya hanya berbagi pengalaman dengan teman, maka hanya teman saya itu yang saya bantu, namun bila saya membagikannya melalui media sosial, akan lebih banyak orang dapat terbantu.

*

Jumlah view dan subscriber saya memang belum banyak. Tetapi terkadang saya berpikir, mengumpulkan ratusan bahkan ribuan orang  tidak mudah. Jadi ketika sudah mencapai ratusan, saya perlu mensyukuri bahwa setidaknya sudah ada yang menonton video saya.  

Di samping itu, saya akan terus memperbaiki kualitas video saya, cara saya menyampaikan materi, cara editing dan sebagainya agar video saya semakin menarik. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun