Saya juga yakin rejeki anak sudah diatur Allah.
Jadi, menurut saya materi seharusnya tidak menjadi soal. Asal kita juga tahu diri. Hidup sederhana secukupnya. Tidak mengikuti gaya hidup konsumtif atau mengejar gengsi.
Ingin Fokus Karir
Berumah tangga dan mengasuh anak adalah salah satu bentuk ibadah. Sedang kewajiban mencari nafkah memang TUGAS seorang lelaki.
Menurut saya wanita yang fokus mengasuh anak bukanlah suatu kungkungan bahwa wanita tak bisa setara mendapat kesempatan yang sama dengan lelaki. Tetapi justru bentuk memuliakan wanita untuk tidak dibebani tanggung jawab yang berlebihan. Karena mengurus anak adalah tugas yang berat.Â
Kalau wanita "memilih" untuk berkarir bisa saja, tapi pasti akan ada yang harus dikorbankan entah waktunya, fisiknya atau perhatian pada keluarganya.
Tentu mengurus dan mengasuh anak bukan hanya tugas wanita, melakinkan tugas Ayah Ibu secara bersama. Namun bagaimana pun juga, kenyataanya, hamil, melahirkan dan menyusui hanya bisa dilakukan oleh wanita. Tak bisa digantikan oleh lelaki. Itu saja sudah menunjukkan bahwa peran wanita dalam pengasuhan anak memang lebih besar.
Sehingga fokus pada karir, bagi saya adalah keputusan yang egois. Namun jika sang suami juga mengizinkan ya silakan. Begitupula ketakutan tidak memiliki waktu mengurus anak, karena jam kerja yang berat. Itu sudah menunjukkan bahwa prioritas yang ingin dicapai adalah prestasi kerja dan materi.
Takut Tidak Bisa Menjadi Orang Tua yang Baik
Tidak ada orang tua yang sempurna. Tidak ada manusia yang sempurna. Semua melakukan kesalahan dan belajar dari kesalahan.Â
Apakah dengan tidak mempunyai anak akan mengurangi kemungkinan kita berbuat dosa? Tentu tidak!
Kalau memang ada banyak orang tua yang tidak baik ya jangan dicontoh, dan pelajari ilmu parenting. Semua ada ilmunya dan bisa diminimalisir kemungkinan buruknya, bila kita ada niat.