Tahun lalu saya membeli mesin cuci baru. Kali ini pertimbangannya agak berbeda. Bukan yang ulasan penggunanya bagus, bukan mereknya, juga bukan kapasitasnya. Tapi yang muat dengan spot yang tersedia di rumah. Maklum rumah saya sempit.
(Baca juga: 8 Tip Menata Rumah Sempit)
Akhirnya saya dan suami menemukan ada 2 pilihan mesin cuci yang ukurannya sesuai dengan kebutuhan kami. Yang satu produksi Jepang, satunya produk Swedia. Keduanya merupakan merek yang dikenal baik di pasaran. Tapi harganya berbeda jauh. Mesin cuci merek Swedia harganya hampir dua kali lipat.
Anda pasti bisa menebak pilihan saya. Hehehe..
Ya, saya pilih yang 'terjangkau' dengan kantong saya.
Namun setelah beberapa bulan pemakaian saya menyadari ada yang 'spesial' dengan mesin cuci ini. Baju kami menjadi lebih enak dipakai, lebih lemas dan nyaman. Tapi juga sekaligus ada beberapa lubang-lubang di beberapa bagian.
Baju kami menjadi TIPIS!
Ketika saya melihat saringan di mesin cuci memang selalu penuh kotoran. Tapi ternyata itu bukan sekadar kotoran debu yang menempel pada baju tetapi juga serat kain.
Baiklah. Ini tidak dapat dibiarkan terus menerus. Akhirnya kami menyiasati cara kami mencuci baju. Dan cara ini cukup berhasil, menyelamatkan baju kami dari kekacauan yang lebih parah lagi.
Deterjen Cair
Saya yakin Anda pasti sudah paham bagaimana efeknya jika menggunakan deterjen bubuk. Serbuk deterjen akan susah larut dan menempel di baju. Jadi sebaiknya pilih deterjen cair. Saya pernah mencoba deterjen bubuk yang saya larutkan dulu, tapi nyatanya tetap saja ada residu bubuk yang menempel pada baju.