Ada besi sebagai pegangan tangan (hand rail) di sepanjang lorong dan jalan disana.
Setiap lansia tinggal di satu kamar pribadi yang dilengkapi kamar mandi dengan fasilitas yang sudah disesuaikan untuk lansia. Kamarnya pun nyaman, ada pendingin ruangan, ranjang spring bed dan sofa kecil disetiap kamar.
Di setiap lantai juga disediakan tempat berkumpul dengan disertai televisi sebagai hiburan. Serta ada pula aula serba guna.
Ya, Anda pasti bisa menebak. Ini panti wreda yang berbayar yang dikelola oleh sebuah yayasan. Biayanya mulai Rp 4 jutaan.
Menemui para lansia di panti wreda ini sungguh berbeda auranya. Mereka tampil necis, meski sudah usia senja namun tetap terlihat cantik dan tampan, kalem, sopan dan ya begitulah.. intinya aura orang kaya.
Di panti wreda mereka mengaku merasa senang karena memiliki banyak teman, banyak aktivitas, dan tidak merasa sendiri. Di sana juga ada banyak tenaga perawat yang bukan hanya merawat tetapi juga menjadi teman dan menghibur mereka.
Saya menghabiskan waktu cukup lama di sini. Karena mereka tampak asyik sekali bercerita panjang lebar. Tentang pekerjaan di masa lalu, tentang anak-anak dan cucu mereka dan berbagai aktivitas di panti. Tidak tega saya memotongnya.
Mereka juga menceritakan bahwa mereka lebih senang tinggal di panti. Anak-anak mereka rata-rata tinggal jauh dari mereka atau sibuk bekerja dari pagi hingga malam.Â
Begitupula dengan cucu yang sibuk sekolah dan les. Sehingga mereka sering merasa kesepian di rumah. Meskipun ada perawat di rumah, tetap saja tidak ada teman bicara. Makanya memilih tinggal di panti wreda.
Anak dan cucu mereka akan secara berkala mengunjungi mereka, untuk melepas kerinduan.Â
(Baca juga: Mau Pensiun? Jangan Lupa Kembalikan Rumah Dinas)
Saya tak tahu bagaimana cerita detilnya hingga terpikir tinggal di panti wreda, juga tidak berani menanyakan. Tapi terus terang saya heran. Sama seperti kebanyakan orang saya berpikir "Kok tega membawa orangtua ke panti wreda."