Menjadi pegawai itu terkadang serba salah. Kalau ingin menunjukkan prestasi, akan diperas terus, dimanfaatkan terus, tetapi kalau santai dianggap tidak cekatan, lamban atau dianggap tidak kompeten.
Saya sendiri tipe perfeksionis. Kalau kerja sukanya cepat, lengkap, rapi, sistematis, dan mudah dipahami. Baik desain, tulisan, laporan, bahan rapat, bahan presentasi atau pembuatan rencana kegiatan. Saya yakin kerjaan saya baik. Dan pimpinan saya cocok dengan kerjaan saya.
Saya mengerjakannya sepenuh hati untuk kepuasan saya sendiri. Kalau saya merasa tidak mampu memberikan kinerja maksimal saya akan terus terang, dan akan merekomendasikan orang yang lebih tepat.
Saya bertanggung jawab setiap diberi tugas, tepat waktu, dan mudah bekerja sama. Kinerja saya bahkan pernah mendapat apresiasi menjadi salah satu Pegawai Terbaik.
Pegawai seperti saya tentu akhirnya diberi banyak tugas. Dilibatkan dalam banyak tim tambahan. Setiap ada tim baru, saya selalu masuk dalam susunan anggota. Isi orangnya selalu itu-itu saja. Saya tandai, di setiap ada Surat Keputusan tentang tim ini dan itu, anggotanya orang yang 70% sama saja. Pun setiap rapat yang dikirim orang-orang yang itu-itu juga.
Saya simpulkan pimpinan suka ambil gampang, yang kompeten kerjanya capek, yang lain bisa lebih santai. Gaji sama.
Bukan iri, tapi ini juga tidak mendidik. Pegawai yang santai akan keenakan dan tidak termotivasi untuk bekerja lebih baik. Sebaliknya pegawai rajin akan merasa dieksploitasi. Tidak jarang pegawai seperti saya memilih keluar.
Sebagai aksi protes saya sengaja datang terlambat. Maksud saya biar kerjaan ke teman yang lain dulu. Tapi ya tetap saja porsi kerjaan seperti biasa. Karena tetap beres, jadi pimpinan biasa saja.
Saya sebenarnya kewalahan. Kesulitan membagi pekerjaan, padahal tidak ada tambahan pendapatan untuk tim ini dan itu. Kalaupun ada juga tidak sebanding. Tidak ada apresiasi selain "lebih dikenal pimpinan". Meski saya akui saya juga menjadi semakin terasah dan banyak pengalaman.
Mungkin ada yang berpikir, "Ya tapi nanti kalau ada kenaikan jabatan pasti jadi rekomendasi".
Seharusnya begitu. Itu mungkin akan terjadi di perusahaan swasta. Tapi ternyata tidak di Institusi Pemerintah. Kepangkatan dan masa kerja tetap menjadi pertimbangan.
Kebetulan saya bekerja sebagai humas. Hanya ada 1 jabatan pimpinan untuk bidang saya. Itu pun diperebutkan bukan hanya staf humas tetapi juga oleh staf lain. Karena ternyata pekerjaan "humas" dianggap sebagai pekerjaan yang bisa diisi oleh staf dengan bidang ilmu apapun. Hehehe. Kapan-kapan saya tulis tentang ini.
Selain itu di atas struktur humas itu pimpinannya harus dari ilmu hukum. Ya ya ya.. sudah bisa ditebak. Pimpinan humas nyangkut lama bertahun tahun (mungkin sampai pensiun) dan bawahnya menunggu sampai tua. Jadi intinya, kemungkinan untuk naik jabatan itu antrinya lama sekali dan sulit sekali.
Baik, dari cerita saya, saya bisa memberikan beberapa tip:
1. Merangkap tugas bisa membuat kita mendapat pengalaman lebih banyak, belajar lebih banyak dan juga kesempatan untuk mengembangkan karier.
2. Lakukan pekerjaan sesuai porsi tugas kalian dengan baik. Sesuai kemampuan. Kalian sedang bekerja, jadi harus realistis juga. Apakah sesuai antara apa yang kalian berikan, dan apa yang kalian dapatkan.
3. Bila kalian sudah ahli di bidang tugas lain tersebut, maka perusahaan wajib mengapresiasi dalam bentuk perbedaan gaji.
4. Ketahui batas diri, apakah kalian dapat menjaga kualitas pekerjaan saat merangkap tugas lain.
5. Lembur itu tidak sehat. Sekali-kali boleh, tapi kalau setiap hari bisa bahaya. Bila merangkap tugas mengharuskan kalian untuk lembur setiap hari, maka pikir ulang untuk efek jangka panjang pada kesehatan mental dan tubuh kalian.
6. Jaga kewarasan diri. Jangan sampai mengorbankan badan demi uang semata. Kesehatan jiwa dan raga juga tinggi nilainya.
*
Semoga bermanfaat!
Baca juga tulisan saya terkait dunia kerja:
Bos Keren Tahu Cara Memanfaatkan Kemampuan Stafnya
Begini Rangkaian Seleksi CPNS, Mau Lolos Wajib Baca!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI