Ada beberapa momen dalam kehidupan saya, dimana saya mengalami stres berat. Pernah masalah keluarga, percintaan, kuliah, menjelang pernikahan dan pekerjaan. Kebetulan beberapa dari stres yang saya alami berlangsung lama, berlarut-larut dan ada satu masa pula terpikir untuk bunuh diri. Dramatis bukan?
Jangan bilang lebay dulu. Nyatanya bukan hanya saya yang pernah melaluinya. Beberapa kawan dan keluarga juga pernah mengalami hal yang sama. Pikiran bunuh diri justru banyak terlintas ketika remaja, saat labil. Namun jangan pernah disepelekan. Teman saya saat SMA bahkan pernah benar-benar melajukan percobaan bunuh diri. Tapi syukur dapat nyawanya masih bisa diselamatkan.
Tidak semua orang punya biaya untuk ke ahlinya, yaitu psikolog. Jangankan menemuinya, untuk jujur pada orang tua pun terkadang tidak bisa.
Tapi ini yang akhirnya banyak menyelamatkan saya.
Istirahat, Beri Waktu untuk Diri Sendiri
Ada kalanya  kita stres berat akibat tidak memiliki waktu untuk istirahat atau tidak adanya waktu untuk memikirkan diri sendiri. Rutinitas pekerjaan yang terlalu berat, tugas kuliah yang padat, tekanan untuk segera menyelesaikan skripsi atau kelelahan mengurus anak dan urusan rumah tangga.
Maka yang perlu kalian lakukan pertama kali adalah istirahat. Saat stres mengejar skripsi dulu, saya sempat buntu. Akhirnya saya mengambil waktu satu minggu untuk tidak memegang skripsi sama sekali. Saya bersenang-senang dan beristirahat. Akhirnya saya bisa kembali melanjutkan skripsi saya dengan lebih baik dan bersemangat.
Kalian juga bisa mengambil jatah cuti kerja untuk sekedar menghabiskan waktu bersama keluarga, liburan atau melakukan aktivitas yang kalian suka.Â
Kalau kalian ibu rumah tangga, tidak ada salahnya kalian bicarakan pada suami, bila kalian sedang kelelahan dan membutuhkan waktu istirahat. Diskusikan bersama pasangan supaya kalian ada kesempatan untuk memanjakan diri.Â
Menulis Diary
Meskipun sepertinya tidak jaman, tapi menulis diary jauh lebih aman daripada membuat story atau menulis caption sedih di media sosial.