Waktu menunjukkan pukul 07.44. Saya sedang di mobil bersama suami menuju Tanah Kusir.
"Kami sudah dekat lokasi.." tulisku mengabarkan pada grup WhatsApp keluarga.
Saya menutup ponsel, lalu bertanya pada suami  "Hon, hidup itu apa sih?"
"Iya aku juga sering nanya gitu dalam hati" katanya.
"Kita ngapain ya hidup" tanyaku lagi.
Lalu sepanjang perjalanan, kami hanya terdiam bersama, tanpa jawaban atas pertanyaan-pertanyaan kami.
Kami sedang dalam perjalan menuju Taman Pemakaman Umum Tanah Kusir. Paman kami, Om Ilham, yang sering kami panggil Om Bangted  meninggal dunia pada 31 Juli 2021, setelah berjuang melawan covid. Dia pergi menyusul Om kami yang lain, yaitu Om Bambang, yang telah mendahului pada 21 Januari 2021.
Sedikit cerita, nama "Bangted" dipilihnya sendiri, yang artinya "Abangnya Butet" menunjuk pada adik perempuannya. Sebagaimana kita tahu Butet adalah panggilan bagi anak perempuan di suku Batak.
Saya dan Om Bangted tidak ada keterkaitan darah, karena dia Om dari suamiku. Namun itulah uniknya keluarga Batak Mandailing. Kekeluargaannya erat sekali. Sampai saya sendiri sejak menikah 3 tahun lalu, jadi lebih dekat dengan keluarga besar suamiku dari pihak Ayah ini, dari pada keluargaku sendiri yang kebetulan juga sebagian besar tinggal jauh di Solo.Â
Bagaimana tidak, setiap ada kebahagiaan, kami merayakannya dengan kumpul bersama keluarga besar. Acara ulang tahun, kelulusan, ulang tahun perkawinan, diterima di Universitas dan perayaan lainnya.