Mohon tunggu...
melisa emeraldina
melisa emeraldina Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk Berbagi Pengalaman

"Butuh sebuah keberanian untuk memulai sesuatu, dan butuh jiwa yang kuat untuk menyelesaikannya." - Jessica N.S. Yourko

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bisa Jadi Sedekahmu Lebih Banyak dari Artis dan Youtuber

26 Juli 2021   17:42 Diperbarui: 26 Juli 2021   17:54 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tukang becak (Kompas.com/Setyo Adi)

Sedekah atau berbagi rezeki kepada orang lain yang lebih membutuhkan tidak perlu menunggu kaya. Jumlahnya pun tidak harus besar, yang sedikit pun bisa jadi bermanfaat bagi orang lain. Sesuai kemampuan, jangan menjadi beban, tidak perlu diingat kembali dan ikhlas tanpa mengharap kembali. Juga jangan mengharap viral (ups!).

Seorang Artis dan youtuber dengan pendapatan terbesar  rajin bagi-bagi handphone, bagi-bagi uang, bagi-bagi rezeki, dipuja-puja bak malaikat. Saya sendiri sangat mengapresiasi langkah baik yang sudah dia lakukan melalui rejeki yang dititipkan Tuhan padanya. Namun...

Dia Kalah dengan Bapak ini

Seorang  tukang becak di Jogja viral karena menyumbangkan semua uangnya ke Masjid Jogokariyan. Sedikit cerita yang belum pernah tahu, ada tukang becak, yang menyumbangkan uang senilai Rp 300 ribu sebagai sedekahnya ke Masjid Jogokariyan. Uang itu merupakan uang yang dia dapatkan dari Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Pemerintah.

Ilustrasi tukang becak (Kompas.com/Setyo Adi)
Ilustrasi tukang becak (Kompas.com/Setyo Adi)

Alasan kenapa dia menyumbangkan uang yang baru saja didapatkannya itu adalah karena dia merasakan kehadiran Masjid Jogokariyan yang selalu menerimanya untuk mandi sangat berharga baginya. Masjid lain tidak menerimanya, kata pengurusnya, toilet Masjid bukan tempat untuk mandi umum. 

Sejak saat itu, dia rajin beribadah di Masjid Jogokariyan yang selaalu terbuka menerimanya dan berjanji jika memiliki uang akan menginfaqkannya ke Masjid Jogokariyan.

Tentu artis dengan pendapatan ratusan juta itu kalah (prosentase perbandingan) sedekahnya dengan Bapak ini, yang mungkin hanya memiliki uang besar saat mendapat BLT, dan menyerahkan semuanya ke Masjid.

Sedekahmu Bisa Jadi Juga Lebih Besar

Artis yang kerap membagikan uang itu mungkin terlihat sangat dermawan. Tapi bisa jadi kamu juga lebih hebat darinya. Penghasilannya ratusan juta tiap bulan dia berbagi jutaan itu wajar. 

Namun bila kita yang dengan penghasilan tidak seberapa, kadang masih pusing cicilan, menafkahi keluarga, membayar tagihan, masih bisa ingat dengan sesama, tentu lebih hebat!

Sedekah memang bukan untuk dibandingkan. Namun aku pernah mendengar seorang kawan yang tidak ikut menyumbang karena tidak enak bila uang yang diberikan tidak cukup besar. Padahal kemampuan orang berbeda-beda bukan?

Ada sejuta kebaikan yang bisa kita lakukan untuk orang lain. Semudah, membagi makanan untuk tetangga yang sedang isolasi mandiri karena covid, memberikan tip lebih untuk ojek online yang mengantarkan makanan, memberikan susu atau snack untuk anak jalanan, atau melarisi dagangan orang yang berjualan dan memberinya uang lebih.

Bila memiliki uang lebih juga jangan lupa sedekah kepada keluarga atau kerabat yang kita kenal yang kesulitan atau tetangga di sekitar yang membutuhkan bantuan. Jangan sampai sedekah ke negara lain, padahal tetangga sendiri kelaparan.

Bantuan Rp 5000,-

Aku mengikuti sebuah organisasi, yang mana pada saat tertentu, seperti bila ada anggota yang mengalami musibah, atau ada bencana alam di desa, kami mengumpulkan uang sesuai kemampuan. Ada yang memberikan ratusan ribu, ada pula yang puluhan ribu. Ada juga yang memberikan Rp 5.000,- dengan jumlah anggota yang cukup besar, partisipasi bantuan yang nilainya Rp 5000,- pun sangat berarti. Hingga total bantuan selalu mencapai jutaan rupiah.

Aku cukup takjub dengan bantuan itu, setidaknya mereka masih mau menitipkan uang kepada rekannya untuk ditransfer sebagai bentuk kepedulian. Luar biasa, bantinku.

Ketua kami selalu mengingatkan bahwa tidak akan mengukur seseorang dari besaran bantuan. Bantuan sekecil apapun akan sangat berarti. Dan dia tidak ingin membebani anggota dengan angka minimal atau mengharuskan anggota untuk menyumbang. Semua sukarela.

Aku membayangkan jika orang berpikir untuk menyumbang harus mengeluarkan Rp 50 ribu misalnya, pasti banyak yang akhirnya keberatan dan akhirnya tidak menyumbang. Tidak perlu malu dengan nilai kecil. Yang malu harusnya orang yang tidak memiliki kepedulian pada sesama.

Kebaikan akan selalu kembali pada diri kita. Jika kita memudahkan orang, maka Tuhan pun akan mudahkan hidup kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun