Pada hari Kamis kemarin akhirnya saya mendapat vaksin Covid-19. Sebagai wanita yang sedang menjalani program hamil, saya sebelumnya memiliki banyak keraguan untuk akhirnya dapat menjalani vaksin Covid-19.
Sempat Ditolak VaksinÂ
Sebelumnya, pada bulan Januari saya sudah mendaftar vaksin. Namun, saat itu dokter belum berani untuk memberikan vaksin kepada wanita yang sedang hamil atau sedang menjalankan program hamil. Hasil studinya belum jelas, terangnya saat itu. Saya diminta menunggu hingga ada rekomendasi berikutnya.
Saat itu saya menjadi ketakutan dan memutuskan untuk tidak mau vaksin saja. Bagaimanapun juga, saya sudah kesulitan mempunyai anak, jangan sampai gara-gara vaksin jadi ada masalah baru lagi. Pikir saya saat itu.
Mendapat Panggilan Vaksin Lagi
Pada tanggal 5 Juli, saya mendapat panggilan kembali untuk konfirmasi apakah bersedia vaksin. Konfirmasi dilakukan oleh pegawai bukan dokter, sehingga dia pun belum tahu apakah wanita program hamil sudah diperbolehkan vaksin atau belum.
Akhirnya saya mencari informasi melalui situs pencarian Google. Saya menemukan berita yang dimuat di Kompas.com pada 25 Juni 2021.Â
Pada berita tersebut, menegaskan bahwa Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) telah memberikan perbaruan rekomendasi terkait vaksinasi Covid-19 untuk ibu hamil. POGI juga tidak menyarankan adanya penundaan kehamilan setelah vaksinasi, karena vaksinasi tak ada pengaruhnya pada infertilitas.
Akhirnya Mendaftar VaksinÂ
Akhirnya saya pun mendaftar. Di kantor saya, saya juga bisa mendaftarkan keluarga. Berhubung keluarga inti saya sudah vaksin, maka saya mengajak tiga sepupu saya untuk ikut vaksin. Proses pendaftaran mudah, kami hanya mengisi data diri dan riwayat kesehatan.
Dalam keterangan, kami diminta untuk membawa hasil swab antigen yang dilakukan H-1 vaksinasi, membawa ballpoint pribadi, menggunakan masker dan membawa surat vaksin yang diperoleh saat mendaftar.Â
Kami juga disarankan makan dahulu sebelum vaksin dan mengenakan pakaian yang mudah untuk dibuka di bagian lengan.
Saya mendapat jadwal pada Kamis, 8 Juli 2021 pukul 08.00 pagi. Maka, pada tanggal 7 Juli saya melakukan swab antigen dengan harga Rp 200.000,- di klinik dekat rumah yang saya pesan melalui sebuah aplikasi kesehatan.Â
Swab antigen juga sangat cepat, hanya 30 menit sudah selesai dan bisa pulang dengan membawa surat hasilnya. Syukurlah hasil saya negatif.
Hari Mendapat Vaksin
Pada hari H saya mendapat antrian kloter ke empat. Ada 12 orang setiap kloternya. Sistemnya sangat bagus dan alur dibuat searah.Â
Ada bagian pengecekan suhu badan, ruang tunggu yang berjarak, ada tenda khusus vaksin, lanjut bagian pemeriksaan data, kemudian bagian observasi. Ada pula bilik-bilik khusus yang disediakan untuk wanita berhijab agar lebih nyaman saat divaksin.
Tibalah waktu giliran saya divaksin. Saya ditanya riwayat kesehatan, alergi dan diukur tensi saya. Agak rendah rupanya 110/75, tetapi dokter tetap memperbolehkan saya vaksin.
Saya memastikan lagi kepada dokter, apakah saya yang sedang menjalani program hamil sudah benar-benar aman untuk divaksin.Â
Dokter menjelaskan bahwa hasil penelitian terbaru sudah memperbolehkan wanita yang sedang hamil dan yang sedang melakukan program hamil untuk divaksin. Aman dan tidak mempengaruhi fertilitas. Namun, dokter menyarankan saya untuk menunda kehamilan sampai suntikan vaksin kedua saya diberikan.
"Sebaiknya ditunda sebentar ya sampai yang kedua. Ini kan vaksin Sinovac, jarak 28 hari sudah bisa disuntik lagi yang kedua. Lebih baik diselesaikan dulu. Karena untuk Ibu hamil disarankan yang sudah mencapai 12 minggu," jelasnya.
Saya menyetujuinya dan langsung diberikan suntikan. Sangat cepat dan hampir tidak berasa bagi saya. Syukurlah.
Kemudian saya diarahkan ke bagian konfirmasi data-data. Tidak sampai 5 menit, saya sudah diarahkan kembali ke bagian observasi.
Tidak ada gejala apapun yang saya rasakan. Tidak pegal di tangan, tidak pusing, atau rasa lainnya. Jadi setelah 30 menit saya diperbolehkan untuk meninggalkan tempat vaksin.
Pasca Vaksin
Sampai di rumah dan hingga H+1 saya tidak merasakan keluhan apapun pasca vaksin Sinovac. Tidak pusing, mengantuk, atau kelaparan seperti yang dirasakan beberapa orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H