Tahukah kalian, bahwa lampu yang tepat untuk penerangan rumah itu berwarna warm white? Yap, bukan putih, melainkan putih agak kekuningan. Warna ini memberi kesan kehangatan, seperti nyamannya bersama keluarga kita.
Kalian bisa perhatikan rumah atau apartemen yang didesain oleh desainer interior, pasti ada permainan cahaya lampu, dimana warna keseluruhan yang kita dapatkan pada ruangan tersebut cenderung agak kekuningan.
Memilih lampu rumah tidak bisa sembarangan, kalau salah jenis, bisa boros tagihan listrik, kalau salah memilih tingkat kecerahan, bisa bikin mata mudah lelah dan penghuni rumah jadi  gampang mengantuk. Sedangkan kalau tepat, juga bisa membuat rumah kalian terlihat lebih mewah.
Inilah beberapa cara memilih lampu yang tepat untuk hunian.
1. Jenis Lampu yang hemat
Ada beberapa jenis lampu. Lampu pijar (bohlam), pendar (neon), halogen, compact fluorescent (CFL) dan lampu LED. Diantara lima jenis lampu yang biasa dipakai untuk hunian tersebut, harga lampu LED memang lebih mahal dari jenis yang lain. Namun jangan ditanya kehematannya, kalian bukan hanya bisa menghemat tagihan listrik, tetapi juga bisa memiliki waktu pakai lebih lama, karena keawetannya.
Lampu LED  bisa bertahan hingga 15 tahun bahkan lebih, dengan  25.000 jam pemakaian. Ini berbeda jauh dengan lampu pijar yang hanya bertahan 2000 jam dan lampu CFL yang bertahan 9000 jam pakai.
Sedangkan untuk penggunaan daya, lampu dengan tingkat kecerahan 450 Lumen misalnya, membutuhkan LED dengan daya 8 watt saja, sedang lampu CFL butuh 9 Watt, halogen 29 watt dan lampu pijar 40 watt. Ini dia yang membuat tagihan listrik menjadi  berbeda. Lebih hemat menggunakan LED bukan!
Jenis lampu LED juga dapat langsung menyala terang tanpa lonjakan arus listrik ketika dinyalakan. Selain itu cahaya yang dihasilkan pun lebih aman untuk kesehatan manusia.
2. Berapa Watt?
Sebenarnya rumus untuk menentukan daya lampu cukup rumit. Namun saya pernah menemukan rumus termudah untuk jenis lampu LED. Yaitu luas ruangan dikali 1.5. Sehingga contohnya bila kamar dengan ukuran 3mx3m maka lampu yang dibutuhkan adalah berdaya 3x3x1.5 yaitu 13.5 watt. Atau yang paling mendekati adalah 14 watt. Sekali lagi ini adalah perkiraan. Hanya untuk memudahkan orang awam (dan orang yang pusing dengan rumus fisika seperti saya).
Untuk rungan yang memiliki beberapa titik lampu, maka tinggal membaginya dengan jumlah titik lampu yang ada.
Khusus untuk kamar, sebaiknya kalian juga memiliki lampu tidur dengan tingkat terang yang lebih rendah. Cahaya redup membuat kita lebih mudah tidur, tidur juga lebih nyenyak dan berkualitas. Kalian bisa memilih lampu meja atau lampu berdiri sebagai tambahan, untuk dinyalakan saat akan tidur.Â
Bila kalian menggunakan jasa interior, biasanya sudah diberikan alternatif downlight atau lampu dekoratif yang lebih redup di kamar.
3. Putih atau Kuning?
Lampu yang paling banyak dijual di pasaran Indonesia adalah berwarna putih atau kuning. Sepertinya cukup jarang jika mencari warna putih hangat (warm white). Padahal sebenarnya warna yang paling pas untuk rumah adalah lampu berwarna putih hangat (warm white), yaitu berkisar pada 3000Kelvin-4000Kelvin.
Apa itu Kelvin? Skala kelvin adalah satuan yang digunakan untuk menunjukkan tingkat suhu warna dari cahaya. Nilai kelvin menggambarkan  hangat atau dinginnya sumber cahaya. Semakin kecil maka semakin hangat (kuning), sebaliknya semakin besar angkanya maka semakin dingin (putih ke biruan).
Di pasaran Indonesia lampu yang dijual sebagian besar adalah 5000K-6500K (Cool Day Light) warna ini masih terkesan terlalu dingin untuk rumah, lebih cocok untuk kantor, klinik, rumah sakit atau pertokoan. Sedangkan warna terlalu kuning lebih sering dipakai untuk hotel, tempat spa, atau restoran.
Coba carilah lebih jeli  lampu dengan tingkat 3000-4000Kelvin (ssttt... di online marketplace lebih gampang mencarinya), maka kalian akan merasakan rumah kalian terlihat lebih hangat, lebih terlihat mewah, serta lebih nyaman di mata.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI