Pilihan luasan apartemen lebih sempit daripada rumah tapak. Baiknya, kalian menggunakan desainer interior untuk menyikapi luas ruangan yang terbatas. Kalian juga bisa memilih furnitur multifungsi dan memiliki banyak ruang penyimpanan. Ide dari unit contoh bisa kalian contek juga.
Beberapa apartemen juga menawarkan tipe full furnished. Kalau kalian tertarik, bisa dipertimbangkan. Karena memilih furnitur untuk apartemen tidak sesimpel memilih untuk rumah tapak.
2. Berisik
Karena langsung berdempetan tembok dengan unit sebelah, maka apartemen lebih berisik dibanding rumah tapak. Sebenarnya tidak akan terdengar kalau berbicara biasa. Yang terasa adalah kalau tetangga menggunakan speaker khusus, atau memiliki anak kecil yang masih sering berteriak.
Suara nyaring juga terdengar melalui pintu, ketika ada yang berisik di lorong.
3. Keamanan untuk anak
Jika kalian tinggal bersama anak-anak. Maka kalian harus menyiapkan keamanan khusus bagi anak kalian. Apalagi bila mereka masih balita. Jangan sampai mereka bermain di balkon dan membahayakan nyawa. Perhatikan pula bila kalian menaruh kompor atau peralatan mudah terbakar
4. Biaya tambahan
Tinggal di apartemen, kita harus membayar biaya bulanan untuk perawatan, keamanan dan biaya parkir. Biaya parkir sendiri berbeda untuk kendaraan motor dan mobil. Hal ini sangat berbeda bila kita tinggal di rumah tapak yang tidak perlu membayar parkir. Biaya parkir berkisar antara Rp 50.000,- hingga Rp 250.000,-
Iuran Pengelolaan Lingkungan (IPL) dihitung berdasarkan luasan apartemen. Biaya ini mencakup, keamanan, kebersihan, perawatan gedung, taman, kolam renang dan fasilitas lainnya. Ada yang menerapkan pembayarannya tiap bulan, namun adapula yang membuat aturan per 3bulan, 6bulan, atau 1 tahun. Biaya IPL dimulai dari Rp 350.000,- tiap bulan, tergantung luasan dan kebiajakan apartemen.
5. Parkir terbatas
Luasan parkir gedung apartemen tidak berbanding selaras dengan jumlah unit apartemen. Bila perbandingannya 3:1 saja sudah bagus. Jadi setiap 3 unit apartemen tersedia 1 lahan parkir mobil. Jangan lupa tanyakan pada pengembang ya! Jangan sampai kalian kesulitan parkir dan menghabiskan banyak waktu mengeluarkan kendaraan atau mencari parkiran.
6. Evakuasi ketika bencana
Ketika ada bencana alam atau kebakaran maka evakuasi diri tidak semudah ketika memiliki rumah tapak. Karena lift pun mati. Bila kalian bersama anak atau lansia maka pilihlah lantai rendah. Ajarkan kepada mereka langkah-langkah evakuasi ketika terjadi bencana. Sehingga anak pun telah siap.
7. Tidak dapat bebas direnovasi
Berbeda dengan rumah tapak yang bisa bebas kita renovasi dan tingkat lagi, unit apartemen tidak dapat bebas kita renovasi. Perubahan terbatas pada layout furnitur saja. Maka pikirkan secara matang untuk membuat layout furnitur apartemen yang nyaman. Misal ruang gerak untuk bisa nyaman melaksanakan ibadah solat sesuai arah kiblat, bagi muslim.
8. Antrean Lift
Bila kalian ingin tinggal di apartemen, tanyakan perbandingan jumlah unit per lantai dengan jumlah lift nya. Karena jika jumlah lift terlalu sedikit, maka siap-siap kalian harus antre lama di depan lift. Apalagi saat jam masuk kerja. Kalau jam pulang kerja masih agak beragam. Namin saat berangkat kerja dan weekend pasti terasa.