Mohon tunggu...
Melisa ayu apriyani
Melisa ayu apriyani Mohon Tunggu... Lainnya - Hallo, selamat datang dan selamat membaca.

Saya senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dampak Krisis Keuangan, Energi, dan Pangan Menyebabkan 333 Juta Manusia Kelaparan dan Akan Meningkat Menjadi 800 Juta Dalam 6 Bulan ke Depan

6 Februari 2023   03:20 Diperbarui: 6 Februari 2023   06:40 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

JAKARTA – Warning situasi dunia 2023, saat ini sudah jelas dari FAO mengatakan terdapat 3,1 miliar penduduk dunia tidak mampu mengakses pangan yang sehat kemudian jumlah penduduk yang lapar 2021 ke 2022 meningkat hingga 828 jiwa, kemudian jumlah penduduk rawan pangan parah meningkat dari 135 juta di tahun 2019 menjadi 193 juta di tahun 2021 dan 2022 hingga kini angkanya belum ada namun diprediksi akan lebih buruk, harga pangan melonjak ke level yang lebih tinggi kemudian yang paling terdampak lebih dulu terhadap situasi adalah Penduduk miskin.
Presiden Jokowi mengatakan bahwa kita masih bersyukur bahwa situasi nasional pangan kita baik-baik saja tetapi karena kita menjadi bagian penting dari sistem ekonomi global maka bagaimanapun kita akan terdampak juga. Sehingga kita harus terus melakukan persiapan ekonomi 2023 juga yang diprediksi tidak terlalu cerah

Dalam penjelasan Dr. Andriko Noto Susanto, SP, MP, terlihat masih ada sekitar 74 Kabupaten dari 514 Kabupaten yang masih merah. Merah diartikan sebagai rentan rawan pangan dan harus dilakukan beberapa langkah untuk menghijaukannya kembali. Terkait dengan penganekaragaman, dijelaskan bahwa konsumsi sayur dan buah, protein dan hewani, kacang-kacangan dan umbi-umbian masyarakat Indonesia masih kurang dan kelebihan dalam mengkomsumsi karbo dan juga minyak dan lemak.
Rawan pangan diatur di dalam sebuah regulasi dan didefinisikan. Dalam definisi kerawanan pangan, Indonesia tidak masuk dalam kategori krisis pangan. “Kalau kita melihat definisi kerawanan pangan, Alhamdulillah per hari ini Indonesia tidak masuk di dalam kategori  krisis pangan.” Ucap Dr. Andriko Noto Susanto, SP, MP, pada Senin (12/12/2012).

Inflasi di berbagai negara dunia ada yang mencapai 80%. Sekjen PBB menyatakan berdasarkan kalkulasi, 66 negara akan ambruk ekonominya kemudian Dampak krisis keuangan energi dan pangan, 333 juta orang akan kelaparan dan meningkat 800 juta Pada enam bulan ke depan.
Indonesia sejauh ini dilihat dari pertumbuhan laju ekonomi mengalami penurunan pada saat covid tahun 2020 kemudian 2021 naik menjadi 7,07. Per hari Senin, 12 Desember 2022 pertumbuhan menjadi 5,72 sudah pulih dibanding dengan tahun 2021. 

Tetapi Presiden Jokowi menyatakan kepada Badan Ketahanan Pangan Indonesia, inflasinya harus lebih rendah dibanding pertumbuhan ekonomi. 

Inflasi tidak boleh lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi, karena ukuran ekonomi kita tumbuh. Jadi kita terus berupaya secara domestik mobilitas masyarakat yang semakin pulih dan bauran kebijakan pemerintah dalam menjaga jarak beli masyarakat mendorong penguatan aktivitas produksi dan konsumsi.

Potensi pangan Indonesia menghadapi krisis pangan juga menjadi poin penting dalam pemaparan materi tersebut. “Indonesia memiliki 77 jenis sumber karbo, 75 jenis sumber protein dan seterusnya. Dan ini menjadi kekuatan Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk tidak terjebak di dalam krisis pangan. Harus kita upayakan bersama, kita gerakkan bersama dari Sabang sampai Merauke. Kemudian juga ada catatan 3.259 jenis kuliner, 5.300 makanan asli Indonesia yang menjadi kekuatan yang harus kita gerakkan.” Tutur Dr. Andriko Noto Susanto.

Hal yang terkait dengan krisis energi harus diwaspadai, karena sumber daya harus diolah dengan bijaksana oleh karena itu semakin banyak penduduk yang bertambah maka sumber energi yang tebatas tidak bisa membantu penduduk yang terus bertambah.

Krisis keuangan, keuangan sangat penting bagi kita, karena dengan uang kita dapat membeli sesuatu hal yang kita butuhkan seperti kebutuhan yang selalu digunakan sehari-hari. Pada pembahasan kali ini krisis keuangan yang mencakup besar bukan individu lagi tetapi suatu negara yang dimana ratusan juta orang dapat mengalami krisis keuangan tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun