Mohon tunggu...
melisa_ aci
melisa_ aci Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa magister psikologi

saya melisa, mahasiswa magister psikologi di universitas persada indonesia. hobi saya menulis dak ekplorasi. minat saya dalam menulis fiksi dan opini.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Discourse, Pahami Makna Kata/Teks Sarkasme, Kenapa?

14 November 2024   20:00 Diperbarui: 14 November 2024   20:03 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pernah dengar orang sekitarmu bilang gini ?

“Oh, Pintar sekali kamu!” (diucapkan dengan nada sarkasme).

“Kamu memang hebat, bisa-bisanya melakukan kesalahan seperti itu.”

kalau iya, selamat kamu sudah mendapat sebuah kata yang bisa disebut sindiran.

mau tau lebih lanjut, baca yaa…

Fenomena yang sering terjadi dalam komunikasi baik lisan maupun tulisan dalam 3 model Discourse  adalah kata Sarkasme atau berupa “Sindiran”. Hal ini bisa terjadi karena :

1)   Konteks, makna suatu kata/kalimat sangat bergantung pada konteks penggunaan. Bisa dianggap netral lalu menjadi penghinaan jika diucapkan dengan nada tertentu atau dalam situasi yang tepat.

2)   Intonasi, cara mengucapkan kata/kalimat dapat mengubah arti yang sebnarnya.

3)   Bahasa Tubuh, gestur yang meremehkan dapat memperkuat makna negatif dari kata/kalimat.

4)   Pengetahuan bersama, terkadang disampaikan melalui kode atau rujukan yang hanya dipahami kelompok tertentu.

tapi….

ada lagi nih sebuah kata/teks.. yang ada unsur penghinaan bahkan ancaman tetapi bebas dari tuduhan penyebaran kebencian/ancaman adalah kata/teks yang bersifat ambigu. kalau kamu pernah dengar contohnya begini :

“Kamu memang pintar, tapi kok sering lupa ya?”

kalimat ini bisa dianggap pujian, namun jika diucapkan dengan nada sarkasme, dapat menjadi penghinaan.

ada lagi nihh.. pertanyaan provokatif contohnya,

“Apa kamu yakin bisa melakukan itu?”

ternyata pertanyaan ini bisa menjadi tantangan atau meragukan kemampuan seseorang.

atau pertanyaan humor tapi hitam, gimana tuh?

“Setidaknya kalau sudah mati, enggak perlu bayar tagihan lagi”.

Humor yang menggelitik isu sensitif atau menyindir individu tertentu ternyata juga dapat dianggap sebagai penghinaan.

maka, hati-hati dalam memilih kata/teks dalam berkomunikasi ya..

FYI, ternyata kata sarkasme ini termasuk dalam 3 model Discourse pada penelitian kualitatif loh…

penasaran?

coba cari tahu lebih lanjut dehh..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun