Mohon tunggu...
Melisa Aprina
Melisa Aprina Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi

Menyukai sinema yang datang dari dunia tanpa limitasi bahasa sebagai salah satu daftar kegemaran utama setelah merangkai cerita, membaca apa yang dihasilkan dari ilmu literatur, dan menilai karya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Prani dalam Interaksi, Dinamika Ketidakseimbangan Interaksi Bu Prani terhadap Lingkungan dan Keluarga

13 Agustus 2024   10:28 Diperbarui: 13 Agustus 2024   15:57 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin memang kedekatan Ibu dengan anak laki-laki memiliki data yang lebih tinggi daripada kepada anak perempuan. Namun ada kemungkinan pertalian interaksi Bu Prani dengan Tita yang lebih rekat didukung dari hubungan berikut: Hubungan ibu dan anak perempuan merupakan hubungan yang signifikan karena menyajikan suatu mode transmisi mengenai pola kedekatan (closeness), kecocokan (enmeshment), jarak (distance), dan konflik antara satu generasi dengan generasi lainnya dalam keluarga (Bowen dalam Rastogi & Wampler, 1999). Sehingga dalam masalah saling rekomendasi solusi ini, materi logis dari Muklas kemungkinan ditutupi dengan faktor kesamaan cara pandang Tita dengan Bu Prani yang pada akhirnya terjun terus menuju lahirnya kesalahpahaman terhadap satu sama lain maupun lingkungan. 

Di sisi terpojokannya Muklas, ketidakseimbangan itu juga diadaptasi oleh Muklas melalui tindakan anehnya yang memilih untuk menyiram Tita dan Ibunya air bunga di malam hari demi menggaet atensi dan simpati masyarakat agar segera beralih fokus pada pencarian ayahnya yang kabur saat itu. Ini juga merupakan bentuk ketidakstabilan keterbukaan mereka dalam fokusnya interaksi, mengapa melakukan itu? Haruskah melakukan itu? Bagaimana jika saya melakukan itu?

Melihat pola komunikasi dalam keluarga yang benar menurut Cut Fella Athaqy, Fithria, dan Nety Hartaty yang digolongkan tiga yaitu 

  1. Cara atau proses keluarga dalam berkomunikasi, 

  2. Cara agar pesan bisa tersampaikan dalam keluarga dan 

  3. Kualitas komunikasi yang dilakukan dalam keluarga. 

Maka dapat menyambungkan dengan penjelasan sebelumnya yang membahas ketidakmampuan Bu Prani dalam menyampaikan retorika akibat ideologi kegigihan tentang penegakkan kejujuran diselimut kelinglungan merupakan indikasi faktor kacaunya pelaksanaan klarifikasi keluarga Bu Prani. Mulai dari hanya salah paham dan ketidaktepatan timing menjadi membuat satu cabang masalah baru.

SESI 5:

PENUTUP

Maka pada penghujung kritik, patut diakui bahwa Budi Pekerti memiliki lapisan di dalam cerita substansialnya yang dapat digali untuk menemukan elemen-elemen dilematis yang ada di kehidupan seorang guru yang juga berkerluarga. Baik merupakan ulah intrapersonal Bu Prani maupun dari ekosistem masyarakatnya, Bu Prani menjadi simbol pahlawan tanpa tanda jasa yang tanpa (Bu Prani) sadari sudah membantu para audiens untuk mengklasifikasikan perbuatan mana yang merupakan budi pekerti dan yang tidak. 

Bu Prani memang mencabangkan masalah demi masalah dari kesilapan beliau sendiri, kecuali saat menegur antrean Bapak Berbaju Elang, namun betis besinya melangkahi kehidupan destruktif yang terjebak dalam spiral masalah dan keegoisan masyarakat sosial dalam menggunakan internet adalah sebuah inspirasi dan motivasi. Maka kepada siapapun individu yang terkena dampak penyalahgunaan sosial media, yang terseret dalam giringan opini negatif masyarakat, dan yang terjebak dalam spiral tanpa ujung kultur viral; kultur misuh; dan kultur cancel seperti Bu Prani dan keluarga, semoga dapat juga menjadi inspirasi dan keluar, menjauhi kelinglungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun