LAPORAN AKSI NYATA MODUL 1.3_VISI GURU PENGGERAK
"KEGIATAN IMTAQ DENGAN BAGJA"
CGP ANGKATAN 2_MELISA WIDIA HERANI - KABUPATEN LOMBOK TENGAH
SMAS NURUL IMAN NW TAMMIMI PENGEMBUR
A. LATAR BELAKANG
Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-anak didik baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan baik pada alam maupun zaman. Sementara itu, segala bentuk, isi dan wirama (yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demikian hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan (Ki Hadjar Dewantara, 2009: hal. 21).
Upaya untuk melakukan pembaharuan tersebut berdasarkan filosofi Ki Hadjar Dewantara dengan menggunakan asas trikon yaitu:
- Kontinyu artinya pengembangan yang dilakukan harus berkesinambungan, dilakukan secara terus-menerus dengan perencanaan yang baik. Suatu kondisi yang baik tidak mungkin dapat dicapai dalam sekali waktu seperti sebuah sulap. Tahap demi tahap pengembangan dilakukan dengan rencana yang matang. Dengan perencanaan tersebut maka suatu tahap dilanjutkan oleh tahap berikutnya melalui evaluasi dan perbaikan yang tepat. Pengembangan yang sifatnya tiba-tiba untuk kemudian hilang semangat di waktu-waktu setelahnya tidk akan menghasilkan perubahan berarti di jangka panjang.
- Konvergen artinya pengembangan yang dilakukan dapat mengambil dari berbagai sumber di luar bahkan dari praktik pendidikan di luar negeri. Seperti yang dilakukan oleh Ki Hadjar ketika mempelajari berbagai praktik pendidikan dunia misalnya Maria Montessori, Froebel dan Rabindranath Tagore. Praktik-praktik tersebut dapat kita pelajari untuk nantinya disesuaikan dengan kebutuhan yang kita miliki sendiri. Saat ini teknologi informasi telah sedemikian canggih sehingga guru atau kepala sekolah dapat mempelajari berbagai kemajuan pendidikan dari mana saja dan kapan saja.
- Konsentris artinya pengembangan pendidikan yang dilakukan harus tetap berdasarkan kepribadian kita sendiri. Tujuan utama pendidikan adalah menuntun tumbuh kembang anak secara maksimal sesuai dengan karakter kebudayaannya sendiri. Oleh karena itu meskipun Ki Hadjar menganjurkan kita untuk mempelajari kemajuan bangsa lain, namun tetap semua itu ditempatkan secara konsentris dengan karakter budaya kita sebagai pusatnya. Pendidikan yang menggunakan teori dan dasar kebudayaan bangsa lain (walaupun bangsa yang maju) secara langsung tanpa mengkaji ulang, menyesuaikan dan mengevaluasinya tidak akan menghasilkan kemajuan.
Sejatinya pendidikan anak harus dengan cara-cara yang sesuai dengan tuntutan alam dan zaman anak. Guru berperan sebagai penuntun kodrat-kodrat yang ada pada anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Sudah selayaknya jika prinsip dasar pendidikan yang di gaungkan Ki Hadjar Dewantara dihidupkan lagi di kelas dan sekolah untuk panduan dan pedoman seorang guru yaitu trilogi pendidikan "ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso dan tut wuri handayani". Sebagai guru, kita tentu memerlukan sebuah visi yang jelas untuk menggambarkan seperti apa layanan dan lingkungan pembelajaran yang perlu kita berikan kepada peserta didik. Keyakinan kita atas visi itulah yang akan membuat kita terpacu untuk melakukan peningkatan kualitas diri serta menguatkan kolaborasi di lingkungan sekolah sehingga menjadi upaya perbaikan yang berkesinambungan. Hal yang tidak mudah untuk menjalankan sebuah perubahan positif yang ada di sekolah karena suatu perubahan perlu adanya kerjasama oleh semua pihak dan upaya yang konsisten. Menurut Evans (2001), untuk memastikan bahwa perubahan terjadi secara mendasar dalam operasional sekolah maka para pemimpin sekolah hendaknya mulai dengan memahami dan mendorong perubahan budaya sekolah.
Melakukan perubahan budaya positif tentu memiliki tantangan. Untuk melakukannya diperlukan orang-orang yang bersedia untuk terus melakukan inovasi dan terbuka terhadap kenyataan yang sedang dihadapi pada masa kini dan yang akan datang. Perubahan positif yang konstruktif di sekolah biasanya membutuhkan waktu yang berjenjang. Oleh karena itu kita sebagai guru harus terus berlatih mengembangkan diri dan berupaya menggerakkan orang lain dengan niat yang tulus dan ikhlas demi mewujudkan visi sekolah. Mengelola suatu perubahan positif di sekolah tentu kita membutuhkan sebuah manajemen perubahan, dimana menajemen ini dilakukan dengan tahapan BAGJA yang menggunakan paradigma inkuiri apresiatif yaitu pendekatan kolaboratif dalam melakukan perubahan yang berbasis kekuatan. Inkuiri apresiatif menggunakan prinsip psikologi positif dan prinsip pendidikan positif.
Inkuiri apresiatif adalah sebuah pendekatan kolaboratif untuk mengetahui kondisi suatu organisasi atau komunitas dalam mengembangkan perilaku suatu organisasi melalui pengajuan pertanyaan yang tersusun dalam tahapan BAGJA dan dijalankan dalam suasana yang positif dan apresiatif. Lima tahapan utama yang dijalankan dalam akronim BAGJA tersebut adalah:
- Buat pertanyaan utama sebagai penentu arah penelurusan terkait perubahan yang kita inginkan;
- Ambil pelajaran, ini dilakukan setelah pertanyaan utama disepakati. Bagian ini akan menuntun mengambil pelajaran dari pengalaman individu atau kelompok baik dalam unsur yang berbeda maupun sama;
- Gali mimpi bersama, dalam tahapan ini komunitas sekolah akan menggali mimpi sebagai keadaan ideal yang diinginkan dengan digambarkan secara rinci melalui sebuah narasi dan diperlukan pertanyaan-pertanyaan pemandu dalam penyusunan narasi;
- Jabarkan rencana untuk mencapai gambaran yang diinginkan. Tahapan ini akan mengidentifikasi tindakan yang diperlukan dan mengambil keputusan-keputusan. Ketika perencanaan awal kita perlu membuat pertanyaan-pertanyaan untuk membantu penyusunan rencana agar lebih konkret;
- Atur Eksekusi, tahapan ini membantu transformasi rencana menjadi nyata. Diperlukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat membantu memutuskan peran dan kesepakatan-kesepakatan pelaksanaan.
Tahapan-tahapan BAGJA ini adalah upaya mewujudkan suatu perubahan positif untuk kemajuan sekolah yang selaras dengan visi sekolah. Melalui pendekatan inkuiri apresiatif yaitu, mengidentifikasi hal baik yang telah ada di sekolah, mencari cara agar bagaimana hal tersebut dapat dipertahankan, sehingga kelemahan, kekurangan dan ketiadaan menjadi tidak relevan.
B. DESKRIPSI AKSI NYATA
1) TUJUAN
- Untuk meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dan partisipatif dalam kegiatan imtaq
- Mewujudkan siswa yang memiliki karakter profil pelajar Pancasila
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi yang dimiliki
- Melakukan refleksi kegiatan imtaq
- Mewujudkan visi sekolah yang berpihak kepada murid
2) TOLOK UKUR
Mewujudkan kegiatan imtaq dengan BAGJA
3) LINIMASA TINDAKAN YANG AKAN DILAKUKAN
Tindakan aksi nyata ini dilakukan dengan rincian sebagai berikut:
- MINGGU I
Melakukan diskusi dengan Kepala Sekolah, guru agama dan Pembina kegitan Imtaq serta meminta izin dan dukungan untuk pelaksanaan kegiatan aksi nyata
- MINGGU II
Mensosialisasikan kepada rekan-rekan guru dan murid tentang aksi nyata kegiatan imtaq dengan BAGJA
- MINGGU III
Mempersiapkan petugas yang akan melaksanakan kegiatan aksi nyata dengan kolaborasi dengan rekan-rekan guru
- MINGGU IV
Pelaksanaan kegiatan aksi nyata yang dimonitoring oleh Kepala Sekolah, guru agama, pembina diniyah dan wali kelas serta melakukan refleksi kegiatan aksi nyata
- DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN
Untuk melancarkan kegiata aksi nyata tentu sangat perlu mendapatkan dukungan dari beberapa pihak antara lain Kepala Sekolah, rekan-rekan guru, siswa dan pembina diniyah
C. HASIL AKSI NYATA
Adapun hasil dari kegiatan aksi nyata yang dilakukan adalah:
- Siswa menjadi lebih aktif dan partisipatif dalam mengikuti kegiatan imtaq
- Terwujudnya siswa yang memiliki karakter profil pelajar Pancasila
- Terwujudnya visi sekolah yang berpihak pada murid
D. KEGAGALAN DAN KEBERHASILAN
- KEGAGALAN
Masih adanya sebagian siswa yang kurang aktif terlibat dalam kegiatan aksi nyata dan masih belum percaya diri untuk bisa tampil di depan umum
- KEBERHASILAN
Dapat memberikan kesempatan kepada siswa dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya, membuat mereka aktif dalam kegiatan aksi nyata serta mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada murid
E. RENCANA PERBAIKAN DI MASA MENDATANG
Membangun kolaborasi antar warga sekolah untuk menumbuhkan dan mengembangkan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan visi sekolah yang berpihak pada murid
Kegiatan IMTAQ sebelum BAGJA
Sosialisasi kepada kepala Sekolah dan rekan guru
Sosialisasi kepada siswa
Video Kegiatan Imtaq dengan BAGJA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H