Mohon tunggu...
Melisa Widia Herani
Melisa Widia Herani Mohon Tunggu... Guru - just thingking simple and then everything will be simple

tergerak, bergerak dan menggerakkan menuju arah perubahan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Laporan Aksi Nyata Modul 1.1: Refleksi Filosofi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

30 Mei 2021   20:18 Diperbarui: 28 Juni 2021   13:42 2364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

LAPORAN AKSI NYATA MODUL 1.1_FILOSOFI PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA                                                                                                             

CGP ANGKATAN 2_MELISA WIDIA HERANI - KABUPATEN LOMBOK TENGAH

“IMPLEMENTASI MERDEKA BELAJAR DENGAN METODE PENUGASAN MANDIRI”

SMAS NURUL IMAN NW TAMMIMI PENGEMBUR

A. LATAR BELAKANG

Pemikiran filosofis Ki Hadjar Dewantara dinilai masih relevan untuk diterapkan pada dunia pendidikan saat ini. Ki Hadjar Dewantara menegaskan bahwa tujuan dari pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggitingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Ki Hadjar Dewantara juga mengemukakan bahwa dalam proses menuntun, anak perlu diberikan kebebasan dalam belajar serta berpikir, dituntun oleh para pendidik agar anak tidak kehilangan arah serta membahayakan dirinya. Semangat agar anak bisa bebas belajar, berpikir, agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan berdasarkan kesusilaan manusia ini yang akhirnya menjadi tema besar kebijakan pendidikan Indonesia saat ini, Merdeka Belajar.

Semangat Merdeka Belajar yang sedang dicanangkan ini juga memperkuat tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, dimana Pendidikan diselenggarakan agar setiap individu dapat menjadi manusia yang “beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Kedua semangat ini yang kemudian memunculkan sebuah pedoman, sebuah penunjuk arah yang konsisten, dalam pendidikan di Indonesia. Pedoman tersebut adalah Profil Pelajar Pancasila (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2020).

Profil Pelajar Pancasila ini dicetuskan sebagai pedoman untuk pendidikan Indonesia. Tidak hanya untuk kebijakan pendidikan di tingkat nasional saja, akan tetapi diharapkan juga menjadi pegangan untuk para pendidik, dalam membangun karakter anak di ruang belajar yang lebih kecil. Pelajar Pancasila disini berarti pelajar sepanjang hayat yang kompeten dan memiliki karakter sesuai nilai-nilai Pancasila. Pelajar yang memiliki profil ini adalah pelajar yang terbangun utuh keenam dimensi pembentuknya. Dimensi ini adalah: 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; 2) Mandiri; 3) Bergotong-royong; 4) Berkebinekaan global; 5) Bernalar kritis; 6) Kreatif.

Menuntun segala kekuatan kodrat bisa dimulai dari lingkup yang paling kecil yaitu di ruang-ruang pembelajaran dimana guru dan siswa berinteraksi secara langsung. Peran guru menciptakan suasana merdeka belajar yang nyaman dan membuat murid Bahagia serta bersemangat untuk mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir. Selain itu guru juga harus mampu menggali dan mengembangkan potensi murid serta mengakomodasi karakteristik massing-masing siswa untuk mewujudkan murid yang selamat dan Bahagia.

Usaha yang bisa kita lakukan sebagai guru adalah mampu mendesain sebuah pembelajaran yang lengkap dengan materi-materi dan tugas-tugas untuk mengukur capaian kompetensi siswa dengan memperhatikan salah satu dasar pendidikan dari Ki Hadjar Dewantara yaitu azas trikon yang meliputi:

a. Kontinyu berarti pendidikan haruslah berkembang secara terus-menerus dan berkesinambungan

b. Konvergen berarti pendidikan juga harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman tetapi tidak meninggalkan akar budaya asalnya

c. Konsentris berarti perkembangan pendidikan haruslah menghargai keunikan, keragaman dan memerdekakan siswa yang berdasarkan kepribadian kita sendiri

B. DESKRIPSI AKSI NYATA

1) TUJUAN

-Dapat memupuk rasa percaya diri

-Dapat membina kebiasaan murid untuk mencari, mengolah dan menginformasikan serta mengkomunikasikan sendiri

-Dapat mendorong semangat belajar sehingga murid tidak jenuh

-Dapat membina tanggung jawab dan disiplin murid

-Dapat mengembangkan kreativitas

-Dapat mengembangkan pola berfikir dan keterampilan siswa

2) TOLOK UKUR

Mewujudkan merdeka belajar dengan metode penugasan mandiri

3) LINIMASA TINDAKAN YANG AKAN DILAKUKAN

Tindakan aksi nyata ini akan dilaksanakan selama kurun waktu 4 minggu dengan rincian sebagai berikut:

- Minggu 1

Meminta dukungan, izin dan sosialisasi kepada Kepala Sekolah untuk melakukan rencana tindakan aksi nyata dan menyampaikan juga kepada rekan-rekan guru serta siswa

- Minggu 2

Membentuk sebuah grup chat WhatsApp untuk masing-masing kelas dan mengkomunikasikan serta diskusi tentang kesepakatan mengenai metode penugasan mandiri

- Minggu 3

Melakukan diskusi dengan masing-masing siswa di grup chat WhatsApp mengenai pelaksanaan tugas yang sudah disepakati dengan mengirimkan gambar foto saat dikerjakan serta menyepakati jadwal pengembalian tugas

- Minggu 4

Mengembalikan tugas mandiri yang sudah dikerjakan dan memberikan penilaian serta “note” sebagai refleksi dari tugas yang sudah dikerjakan siswa

4) DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN

Untuk melancarkan pelaksanaan tindakan aksi nyata yang telah dibuat tentunya memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Adapun dukungan tersebut berasal dari Kepala Sekolah, rekan-rekan guru di sekolah dan dukungan serta kerjasama orangtua siswa

C. HASIL AKSI NYATA

Hasil dari aksi nyata pembelajaran dengan metode penugasan adalah:

- Rangkuman catatan siswa

- Refleksi kepada peserta didik dengan memberikan “note” di masing-masing catatan siswa

- Meningkatkan rasa percaya diri siswa dan rasa tanggung jawab serta disiplin

- Interaksi guru dan siswa menjadi lebih dekat

D. KEGAGALAN DAN KEBERHASILAN

1) KEGAGALAN

Masih ada beberapa siswa yang tidak memiliki HP, terkendala pada jaringan internet dan tidak memiliki kuota sehingga menjadi hambatan siswa dalam mengerjakan tugas secara daring

2) KEBERHASILAN

Mampu meningkatkan rasa percaya diri siswa dan rasa tanggung jawab dalam menjalankan tugas serta disiplin dalam menyelesaikannya, meningkatkan hubungan yang lebih bai kantar guru dan siswa sehingga komunikasi efektif tercipta

E. RENCANA PERBAIKAN DI MASA DATANG

- Menyusun instrumen umpan balik untuk siswa mengenai metode penugasan mandiri

- Melakukan diskusi dengan siswa mengenai saran atau ide yang diharapkan terkait metode penugasan

- Memfasilitasi siswa untuk mendapatkan jaringan internet atau kuota dalam mengerjakan tugas

DOKUMENTASI DARI AKSI NYATA MODUL 1.1

meminta dukungan dan izin Kepala Sekolah

Dokpri
Dokpri
Sosialisasi kepada Kepala Sekolah dan rekan-rekan guru

Dokpri
Dokpri
Grup chat WA

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Penugasan mandiri 

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Pengembalian tugas

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Hasil penugasan mandiri dan refleksi "note"

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Testimoni Aksi Nyata Modul 1.1


#merdekabelajar

#filosofipemikiranKHD

#Calongurupenggerak_angkatan2

#aksinyatamodul1.1

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun