Mohon tunggu...
Melin Natasya
Melin Natasya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Masak, masak daerah

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Perjuangan Penjual Telur Gulung dalam Menafkahi Keluarga

14 Juni 2024   16:27 Diperbarui: 14 Juni 2024   16:37 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di balik setiap gulungan telur ini, ada cerita perjuangan dan semangat seorang penjual yang tak kenal lelah demi menafkahi keluarganya/dokpri

Bantul,- Dalam kesibukan kota yang tak pernah padam, terdapat cerita-cerita yang melukis gambaran perjuangan dan ketekunan. Salah satu di antaranya adalah kisah seorang penjual telur gulung. Dalam setiap telur gulung yang dijualnya, terpatri kisah hidup yang menginspirasi. Mari kita telusuri lebih dalam tentang kisah seorang penjual telur gulung yang sederhana namun penuh makna.


Kisah dimulai dari seorang pria bernama Herman, Seorang ayah dari satu anak yang memulai usahanya dengan menjual telur gulung selama lebih dari 3 tahun. Langkah ini diambilnya sebagai respons atas kesulitan ekonomi yang dihadapi oleh keluarganya. Dengan modal kecil namun semangat yang besar, Herman juga menjual sosis, bakso dan tahu yang digoreng dengan tepung. Berjuang memasarkan produknya di sekitar pasar pagi Stadion Sultan Agung Bantul.


Perjalanan Herman sebagai penjual telur gulung tak lepas dari tantangan. “Terkadang kalau hujan jualan saya jadi sepi, kadang juga pembeli tidak ada. Tetapi dengan begitu, saya punya rumah sendiri dan kebutuhan anak tercukupi itu sudah lebih dari cukup untuk saya sekarang,” ucap Herman. Terus berjuang menjaga kualitas produknya sambil tetap menjaga harga yang
terjangkau bagi pelanggan. Ketekunan dan kesabaran menjadi kuncinya untuk bertahan di dunia bisnis yang keras.


Dalam setiap telur gulung yang dijualnya, Herman menanamkan nilai kejujuran. Ia selalu memberikan porsi yang sesuai dengan harga yang dibayar pelanggan. Meskipun terkadang dihadapkan pada godaan untuk mengurangi porsi atau mengurangi kualitas telur, Herman tetap teguh pada prinsipnya. Hal ini membangun kepercayaan pelanggan yang menjadi modal berharga dalam bisnisnya.


Ketika ditanya apa yang membuatnya bertahan, Herman selalu menjawab dengan senyum: "Keluarga saya adalah segalanya bagi saya. Saya tidak akan pernah menyerah, kalau kita tidak kerja tidak ada pemasukan, anak sekolah butuh saku, butuh jajan bayar uang sekolah itulah semangat kita.” Ucap Herman. Setiap telur gulung yang dijualnya tidak hanya merupakan sebuah produk, tetapi juga sebuah simbol dari perjuangan dan cinta seorang ayah untuk keluarganya.


Kisah perjuangan Herman tidak hanya menginspirasi keluarganya, tetapi juga orang-orang di sekitarnya. Dia membuktikan bahwa dengan tekad dan kejujuran, siapapun bisa menghadapi tantangan dan meraih kesuksesan. Dan di antara sejuta kisah di pasar, kisah Herman sebagai penjual telur gulung akan selalu dikenang sebagai cerminan dari kegigihan dan ketulusan dalam menafkahi keluarga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun