Salah satu budaya pop kontemporer yang paling banyak berpengaruh bagi masyakarat Indonesia ialan tayangan televisi[ii]. Beragamnya tayangan di televisi mendorong cepatnya proses konversi nilai pop kontermporer dimasyarakat.Â
Melalui tayangan -- tayangan tersebut, pesan yang ingin disampaikan dapat dibuat lebih kompeks dan lebih mudah tersebar sehingga segala macam lapisan masyarakat dapat menerima pesan yang sama dengan pemaknaan yang beragam. Televisi sendiri secara tersirat memerankan 2 model ekonomi sekaligus yakni; ekonomi finansial dan ekonomi kultural.Â
Ekonomi finansial tentu berpijak pada sebuah nilai tukar, sebuah tayangan yang mendapat perhatian masyarakat terbanyak akan mendapat nilai jual yang tinggi dalam industri penyiaran.Â
Setiap stasuin tv berlomba-lomba menghadirkan beragam tayangan yang menarik banyak masyarakat agar mendapat nilai jual yang tinggi, hal tersebut dilakukan dengan beragam cara termasuk dengan menyebarkan berita kebohongan. Â
Selanjutnya yakni ekonomi kulttural. Ekonomi ini lebih menekankan pada pembentukkan stigma masyarakat atas informasi yang disampaikan melalui tayangan tersebut. Jhon Fiske (1987) dalam Edgar, Andrew and Peter Sedgwick menegaskan, bahwa kekuatan khalayak sebagai produsen terletak pada fakta dari sebuah makna yang tidak beredar.Â
Artinya, setiap penggiat industri penyaiaran secara ekonomi kultural harus menayangkan fakta-fakta atau kabar-kabar yang belum banyak diketahui masyarakat luas. sehingga masyarakat luas memiliki hasrat tinggi untuk melihat tayangan tersebut dan rating penyiaran tayangan tersebut mengalami kenaikan. Kenaikan tersebut wujud dari antusiasme masyarakat akan fakta-fakta atau kabar-kabar yang ditayangkan.
Arah Perubahan Budaya Masyarakat Indonesia
Sejak masuknya smartphone di Indonesia tahun 1993 , ada pergeseran budaya yang terjadi ditengah masyarakat. Khusus pada rating penyiaran di televisi mulai mengalami penurunan. Hal tersebut terjadi karena smartphone hadir dengan berbagai kemudahan.Â
Bahkan sampai saat ini, kecanggihan dan kemudahan yang ditawarkan oleh smartphone semakin banyak dan smartphone sendiri semakin beragam dari waktu ke waktu.Â
Peralihan media informasi seperti ini menyebabkan para penggiat industry penyiaran harus terus memperbaharui diri dengan menambahkan fitur -- fitur baru seperti live streaming melalui sebuah aplikasi pintar yang dapat didownload di media Play Store atau IOS, menambah channel baru melalui akun daring youtube, digitalisasi media dalam kemasan e-paper, dan sebagainya yang berbasis digital.Â
Perubahan seperti ini akan terus berlangsung dan mengarah pada pengkonversian media penyampai informasi yang semula hanya melalui siaran televisi, kini informasi serupa dapat disiarkan atau ditayangkan di media-media online streaming yang dapat diakses dimana saja dan kapan saja tanpa batas.Â