Di layar kaca, wajahnya terpancar,
Senyum yang menawan, bak bintang di malam.
Aku terpesona, hatinya tertambat,
Walau berbeda keyakinan, jauh di sana.
Di balik lagu-lagu yang indah,
Terukir kisah, yang tak pernah terungkap.
Tentang kehidupan, yang tak pernah terjamah,
Tentang mimpi, yang terukir dalam hatinya.
Aku mengagumi bakatnya,
Menyentuh jiwa, dengan melodi yang lembut.
Namun, takdir berkata lain,
Kita hidup di dunia yang berbeda.
Kita terpisahkan oleh keyakinan,
Yang tak dapat diganggu gugat,
Namun, rasa kagum tetap ada,
Menyentuh hati, dengan cara yang tak terduga.
Aku bertanya-tanya,
Apakah dia tahu, aku mengaguminya?
Apakah dia merasakan, getaran hatiku,
Saat melihat senyumnya yang menawan.
Aku tak bisa mendekat.
Tak bisa menyentuh, tak bisa merasakan,
Hanya bisa melihat, dari kejauhan.
Menyimpan rasa kagum, di balik layar kaca.
Tapi, aku percaya,
Rasa kagum tak mengenal batas,
Tak peduli berbeda keyakinan.
Hati akan tetap terpesona.
Aku berharap,
Suatu saat kita bisa bertemu,
Bertukar cerita, tentang hidup kita.
Walau tak bisa bersatu,
Rasa kagum akan tetap abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H