Keesokan harinya..
Ibu Aneska akan bersiap-siap untuk ke sekolah Aneska yang akan memberikan surat untuk Bell dan Nicha.Setelah beberapa menit kemudian ibunya sudah sampai di sekolah Aneska, dan ia masuk ke sekolahnya dan ke kantor guru yang ingin bertemu dengan salah satu guru.
Setelah ibu Aneska sampai ke tujuan yaitu ke kantor guru dan ibu Aneska pun masuk ke dalam kantor guru dan bertemu salah satu guru itu.
"Permisi" ucap kata permisi dari ibu Aneska dan ibu Aneska bertemu satu guru, guru itu mengajar pelajaran Agama, ibu Aneska berjalan mendekati guru agama tersebut.
"Permisi bu" ucap kata ibu Aneska
"Iya? Dengan orang tua murid siapa ya? " Ucap perkataan guru agama yang bingung itu siapa
"Saya orang tua Aneska" ucap perkataan ibu Aneska
"Ohh, ada apa anda datang kesekolah? Dan dimana Aneska? Kenapa dia tidak masuk sekolah?" Ucap guru agama yang bertanya kepada ibu Aneska
"Jadi begini bu, Aneska sudah tidak ada baru saja kemarin, dia menitipkan dua surat untuk siswi yang bernama Bell dan Nicha, ini suratnya bu." Ucap perkataan ibu Aneska dan Ibu Aneska memberikan dua surat itu kepada guru agama.
"Ohh, baik terima kasih akan saya berikan nantinya.Dan saya turut berduka cita atas kepergian anak ibu." Ucap perkataan guru agama tersebut.
"Baik bu, terima kasih." Ucap kata terima kasih kepada guru agama itu
"Iya bu, sama-sama." Ucap kata guru agama tersebut
Ucap perkataan guru agama di dalam hati adalah, "lebih baik aku kasih dua surat ini nanti saja, saat istirahat aku akan bertemu dengan mereka dan kasih kedua surat ini, dan sayang sekali Aneska mati di usia muda, padahal ia belum ada satu tahun di SMAN 59 Jakarta ini.. Aneska tenang di sana ya, murid ibu." Pada waktu istirahat tiba, guru agama tersebut berdiri, berjalanan menuju pintu dan keluar dari kantor guru.
Guru agama tersebut pun keluar dan mencari Bell dan Nicha.
Beberapa menit kemudian Bell sudah ditemukan ternyata, ia sedang duduk dan makan di kantin sendirian. Guru agama berjalan mendekati Bell yang sedang makan.
"Bell, maaf ibu mengganggu kamu makan. Ibu mau ngomong sesuatu aja sama kamu."Ucap perkataan guru agama tersebut.
"Ohh, iya gapapa bu, mau ngomong apa bu?" Ucap Bell yang bertanya kepada guru agama.
"Ibu cumen mau bilang ini ada surat dari mamanya Aneska, mohon di baca ya, siapa tahu penting." Ucap perkataan guru agama dan surat itu di kasih dan di serahkan kepada Bell.
"Baik bu, terima kasih banyak." Ucap perkataan Bell dan Bell menerima surat itu dan mengambil surat itu.
"Sama-sama Bell, ibu deluan ya." Ucap perkataan guru agama tersebut.
"Iya bu." Ucap perkataan Bell.
Dan guru agama pun pergi dari tempat yang di duduki oleh Bell.
Setelah guru agama pergi, Bell penasaran apa isi surat itu. Tanpa basa-basi Bell membuka surat itu, isi surat itu adalah..
Untuk:Bell sahabatku
Dari:Aneska
Halooo Belll Belll, gimana kabar kamu hari ini?? Sehatt?? Sehat dongg masa engga, wkwkwk. Di surat ini, kamu baca jangan nangis yaa, nanti cantiknya ilang. Aku mau bilang sesuatu... kalau aku punya penyakit yaitu, penyakit kanker paru-paru lhoo.. tapi stadium empat. Dan aku mau berterima kasih banget bangettt sama kamu, aku sangat bersyukur bisa ketemu, kenal, beruntung, bisa ketemu manusia kayak kamu, baik, cantik, perhatian, dan masih banyak lagiii. Aku ga tahu aku harus bagimana tapi intinya makasih karna kamu udah dengerin semua cerita-cerita aku, keluh kesah aku, curhat an aku, dan banyakkk dehh, mungkin hampir semua kamu hafal banget. Bahkan kamu juga hafal banget aku kayak gimana, mau aku sedang sedih, senang, dan lain-lain. Dan maaf ya kalau aku punya kesalahan sama kamu.. maafff yaa hehe. Dan maaf ya aku pergi deluan tanpa ceritain penyakit aku, aku ga mau kamu sedih.. tapi bagimana pun caranya kamu bakalan tahu.. Â dan aku tidak selamanya bisa di samping kamu. Kita sekarang beda alam juga. Tapi kamu jangan sedih, kamu bisa dateng ke aku, kamu bisa cerita-cerita, ini itu ke rumah baru aku yang sekarang. Dan segitu aja surat iniii. Terima kasihh.
Bell rasa ingin menangis membaca surat dari sahabatnya Aneska, tapi ia akan berusaha tidak nangis. Dalam batin perasaan Bell "Aneska.. aku tidak tahu bagaimana kamu bisa pergi secepat itu.. aku tahu Tuhan tidak mau melihat kamu tersiksa di bully habis-habisan, tidak di pedulikan oleh mamanya sendiri, dan kamu hanya punya aku saja Aneska. Kamu benar-benar perempuan hebat, kuat, Aneska. Aku juga beruntung punya sahabat kayak kamu, mau bercerita apa saja dengan masalah kamu sendiri. Dan sekarang.. aku udah ga bisa dengerin semua tentang kamu. Tapi.. sekarang aku yang cerita-cerita tentang aku sendiri ya ke kamu?? Okee dehh gapapaa, gapapa aku ga bisa dengerin semuanya tentang kamu. Yang penting kamu di samping aku, aku udah senenggg bangettt Aneska Zoya Raveena. Makasih juga kamu udah mau sahabat sama aku. Bertahun-tahun, Aneska Zoya Raveena. Terima kasih banyak Aneska, tenang di sana ya, Aneska Zoya Raveena." Perasaan yang sekarang di rasakan oleh Bell, keluar semua di dalam batin perasaannya.
Dan itu lah semua yang di rasakan oleh Bell. Dan guru agama itu ternyata belum pergi dari kantin itu, ia hanya berpura-pura saja pergi dari kantin. Namun, ternyata guru agama balik lagi ke arah kantin dan melihat dari jauh. Setelah ia tahu perasaan Bell, ia pun pergi dari kantin dan mencari Nicha. Tidak lama untuk menemukan Nicha, Nicha berada di rooftop sekolah. Guru agama tersebut menghampiri Nicha.
"Nicha" ucap panggilan dari guru agama itu.
Nicha menoleh ke belakang dan Nicha berkata "Iya bu, kenapa? Ada apa bu?"
"Ibu ingin memberi surat dari mamanya Aneska, ini Silahkan di baca ya Nicha." Ucap kata guru agama
"Ohh, oke-oke, makasih bu" ucap kata terima kasih Nicha kepada guru agama itu.
"Sama-sama" ucap kata guru agama.
Nicha yang menerima surat itu, ia akan baca apa surat itu, apakah penting? Atau tidak. Dan isi surat itu adalah..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H