Mohon tunggu...
Melinda Harumsah
Melinda Harumsah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Creator Economy. Penulis. Aktivis dakwah.

Assalamualaikum. Wr. Wb Saya melinda harumsah, memiliki hobbi menulis, hidup untuk berkarya berdaya dan berkontribusi untuk Islam kaffah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Krisis Moral Bisa Berujung Maut

9 Desember 2024   07:02 Diperbarui: 9 Desember 2024   10:38 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kejadian sadis, tersebut membuat peran orang tua bertanya-tanya, kenapa hal tersebut dapat terjadi? 

Jagat media menjelaskan, faktor dari kejadian tersebut dikarenakan oleh, faktor tekanan mental, lantaran orang tua menginginkan si anak tersebut, harus selalu mendapatkan prestasi disekolah, dipaksa belajar keras agar anak tersebut bisa masuk ke perguruan tinggi favorit orang tuanya. 

Dibalik keadaan itu, orang tua tidak tahu, akan mental anak yang dirasakan. Asupan-asupan ilmu duniawi kepada anak, hanya membuat mental anak kacau, sangat disayangkan apabila tidak dibekali juga dengan ilmu agama. Sehingga kejadian ini, mudah bagi anak dalam bertindak kriminal. 

Dari kejadian itu, semoga tidak ada lagi korban-korban selanjutnya. Lantas, apa saja peran orang tua dalam memperbaiki dari kejadian sadis itu? 

Yang pertama, anak harus harus belajar tentang Tuhan, sehingga akan muncul keyakinan bahwa jika suatu saat ia mengalami downgrade mental, maka ia memiliki Tuhan untuk bersandar dan bisa mengumpulkan energi kembali untuk survive dari kesulitan. 

Yang kedua, anak harus belajar tentang dirinya sendiri. Ia harus bisa mengendalikan dan memahami diri. Alasannya, manusia diciptakan oleh nafsu atau dorongan yang membuat manusia tumbuh dan berkembang dengan optimal. 

Yang ketiga yaitu tentang lingkungannya. Anak harus memiliki perspektif positif bahwa ia tinggal di lingkungan yang baik sehingga bisa beradaptasi dengan baik.

"Tiga ranah ini akan membangun konstruksi kognitif manusia. Ketika ia berbicara tentang Tuhan, maka ia belajar bagaimana mengendalikan diri dan memiliki motivasi," kata doktor Psikologi.

Karena fitrah menjadi manusia tidak hanya dimaknai dari sekadar suci dan bersih, tetapi fitrah sebagai manusia seperti Allah menciptakan manusia hanya dengan tujuan agar kita beribadah kepada-Nya.

Karrna manusia diberikan potensi oleh Allah Swt. berupa tiga hal, yaitu potensi bodi, akal, dan hati. Potensi bodi atau jasad, manusia diciptakan oleh Allah Swt. dalam bentuk terbaik, seperti firman Allah dalam Q.S. At-Tin ayat 4. Allah memberikan akal, makin tinggi ilmu pengetahuan makin tinggi pula akalnya. 

Kemudian potensi yang ketiga yaitu hati, Rasulullah saw. bersabda "Ala wa inna fil-jasadi mudhgatan idza shalahat shalahal-jasadu kulluhu wa idza fasadat fasadal-jasadu kulluhu ala wa hiyal-qalbu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun