Problem Solving Terjadinya Kemiskinan.
Oleh : Melinda Harumsah, S.E
Kemiskinan merupakan kondisi ketika seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan.
Adapun pemikiran mengenai kemiskinan berubah sejalan dengan berjalannya waktu, karena pada dasarnya berkaitan dengan ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar (Britha Mikelsen, 2003).
Oleh karena itu penyebab kemiskinan bisa terjadi karena kondisi alamiah dan ekonomi, kondisi struktural dan sosial, serta kondisi kultural (budaya).
Seperti kemiskinan alamiah dan ekonomi timbul akibat keterbatasan sumber daya alam, manusia, dan sumberdaya lain sehingga peluang produksi relatif kecil dan tidak dapat berperan dalam pembangunan.
Dan kemiskinan struktural dan sosial disebabkan oleh hasil pembangunan yang belum merata, tatanan kelembagaan dan kebijakan dalam pembangunan.
Adanya kemiskinan kultural (budaya) disebabkan oleh sikap atau kebiasaan hidup yang merasa kecukupan sehingga menjebak seseorang dalam kemiskinan.
Sehingga penyebab dari  timbulnya kemiskinan berasal dari dalam dan dari luar penduduk miskin.
Maka, penyebab dari dalam diantaranya rendahnya kualitas sumber daya manusia dan sikap individu tersebut.
Dan penyebab dari luar adalah keterbatasan sumber daya alam, tatanan sosial dan kelembagaan dalam masyarakat, kebijakan pembangunan, kesempatan kerja yang terbatas dan persaingan yang menyebabkan terpinggirnya penduduk miskin.
Kemudian jenis kemiskinan dapat dibedakan berdasarkan pola waktunya yaitu:
Pertama, persistent poverty merupakan kemiskinan yang telah kronis atau turun temurun yang diantaranya ada daerah kritis sumber daya alam dan terisolasi.
 Kedua, cyclical poverty merupakan kemiskinan yang mengikuti pola siklus ekonomi secara menyeluruh.
Ketiga seasonal poverty merupakan kemiskinan musiman seperti sering dijumpai kasus-kasus nelayan dan petani tanaman pangan.
Ke empat accidental poverty merupakan kemiskinan karena bencana alam atau dampak dari suatu kebijakan.
Sehingga wajar, jikalau kemiskinan di Indonesia tak kunjung usai.
Dan seperti yang kita ketahui bersama, kemiskinan di indonesia masih menjadi salah satu masalah besar yang harus dihadapi bangsa indonesia sejak dulu hingga sekarang, karena problem kemiskinan di indonesia masih belum menemukan titik terang atau belum menemukan solusi yang tepat untuk menghadapi masalah kemiskinan tersebut
Ahli Statistik Madya BPS Kabupaten Karawang Mina Nur Aini mengatakan, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Karawang terjadi peningkatan. Sebelumnya di tahun 2023 berjumlah 187,23 ribu orang, meningkat 540 orang menjadi 187,77 di tahun 2024. "Namun secara persentase penduduk miskin pada Maret 2024 tercatat sebesar 7,86 persen. Menurun 0,01 persen dari tahun 2023 yang persentasenya di angka 7,87,"katanya, Jumat, (10/11).
Dari masalah kemiskinan akan menyebabkan dampak dengan berbagai macam
Seperti meningkatnya angka kriminalitas atau tindak kriminalitas, pengangguran, kesehatan terganggu, dan yang paling penting untuk saat ini yaitu banyak anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan karena keterbatasan ekonomi.
Sehingga permasalahan ini harus segera dipecahkan oleh pemerintah karena jika tidak maka akan timbul masalah masalah baru yang mungkin lebih parah.
Adapun, dari problem solving kemiskinan, sistem Islam memiliki beberapa cara untuk membantu mengatasi kemiskinan di Indonesia, diantaranya :
Bantuan pemberian Zakat, sedekah yang disediakan oleh BaitulMaal untuk membantu sesama. Menciptakan lapangan kerja yang luas dari pemerintah, sehingga minim dari kata pengangguran. Pemberdayaan Ilmu pendidikan yang bertujuan dalam mencerdaskan Sumber Daya Manisia. Berkeadilan sosial guna untuk mendorong dalam menegakkan keadilan dan struktur sosial yang bebas dari penindasan.
Islam tidak menghendaki umatnya miskin.
Dari Abu Said Al-Khudri RA: Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya manusia yang paling dicintai Allah Azza Wajalla dan yang paling dekat tempat duduknya pada hari kiamat adalah pemimpin yang adil, sedangkan manusia paling dibenci oleh Allah dan paling jauh tempat duduknya di hari kiamat adalah pemimpin yang zalim." (HR Tirmidzi)
Walahu'alambisshoab
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H