Mencegah Doom Spending Ala Gen Z Dan MilenialÂ
Oleh : Melinda Harumsah, S.EÂ
Akhir-akhir ini muncul istilah baru disekeliling kehidupan kita, yaitu adanya istilah doom spending. Jika kita artikan, maksud dari doom spending merupakan pengeluaran malapetaka, dengan kata lain juga diartikan sebagai kebiasaan boros yang dilakukan Gen Z dan Milenial, sehingga memiliki rasa yang dilandasi dengan pesimis terhadap finansialnya untuk masa depan.Â
Pada dasarnya, doom spending maupun kebiasaan boros, ini merujuk pada perilaku seseorang yang cenderung menghabiskan uang untuk gaya hidup, dengan kata lain disebut fomo (ikut-iktan tren). Sehingga kebiasaan buruk ini, sering mengintai kalangan pekerja produktif yang kini didominasi kalangan Gen Z Dan Milenial.
Dan alih-alih menyimpan uang ditabungan, cenderung dikesampingkan hanya demi mementingkan keinginannya, walaupun tidak butuh-butuh banget.Â
Sehingga mereka lebih tertarik untuk menyisihkan uang guna membeli barang-barang mewah, healing ke tempat sana sini, CO keranjang online shop mengoleksi pakaian lucu, dan melengkapi kosmetik bermerk dan trendi.
Riset dosen Keuangan Senior di King's Business School yang juga mantan bankir, Ylva Baeckstrom, mengklaim praktik tersebut tidak sehat dan tergolong perbuatan sangat fatal.
Karena telah terbukti dari 96 persen warga Amerika Serikat yang merasa khawatir dengan kondisi ekonomi sekarang. Alhasil, seperempat dari jumlah tersebut rela mengeluarkan uang untuk bertindak konsumtif sebagai upaya mengatasi stres.
Baeckstrom menyambung riset nya kembali dan membeberkan generasi saat ini berpotensi menjadi generasi pertama yang lebih miskin dari orangtuanya.Â
Dalam riset nya menjelaskan kembali, "perasaan anda mungkin tidak akan pernah bisa mencapai apa yang dicapai orang tua anda sebelumnya". (mbuh Baeckstrolm)
Adapun survey Monkey yang melakukan peninjauan terhadap 4.342 orang dewasa di seluruh dunia. Hanya 36,5 persen mereka lebih baik daripada orang tua mereka secara finansial. Dan sisanya sebanyak 42,8 persen merasa khawatir dan pesimis terhadap kondisi finansial yang lebih buruk di masa depan.Â