Kerinduan Baitullah Bagi Anak Usia Dini
Oleh : Melinda Harumsah, S.EÂ
Saat saya menikmati kelembutan dari tekstur puding, dengan rasa yang cukup manis dan fokus menonton televisi. Tiba-tiba anak gadis kecil menghampiriku dan duduk persis disamping menemani nonton televisi bersamaku.
Pada saat itu yang dibawa si gadis kecil adalah handphone. Kemudian obrolan seru kami lontarkan.Â
Saya memulai obrolan dan bertanya pada gadis kecil itu "De jangan main handphone terus yak, nonton televisi sambil makan saja"
Kemudian anak gadis menjawab obrolan "Teteh lihat ini di handphone, ada video mekkah. Dede mau ke mekkah, mau keliling ka'bah. Dede pingin banget ke mekkah, teteh mau gak ke mekkah?" (Kalimat lucu yang disampaikan anak usia dini tentang keinginannya pergi ke mekkah)
Saya spontan menjawabnya dan melihat handphone yang dipegang oleh anak gadis kecil itu.."Iya, bagus de video nya, seru yak di mekkah. Ade tahu dari mana, pingin ke mekkah?".
Gadis kecil merespon obrolan "Kan dede tahu mekkah dari manasik haji disekolah Paud. Jadi dede mau ke mekkah yang banyak orangnya, yang bagngunannya lebih besar, dede pingin ke mekah". (Jawaban polos yang melucukan anak gadis kecil)
Maa shya Allah sekali. Obrolan dengan gadis kecil itu, membuat kita melek, akan kerinduan baitullah.Â
Perspektif dalam dirinya menghadirkan tauhid keyakinan untuk mengunjungi rumah Allah Subhanahu Wa Ta'ala.