Jika kita berbicara tentang stabilitas ekonomi kaitannya sangat erat dengan transaksi stabilitas eksternal perekonomian, yang mana gunanya tak lain untuk mengendalikan defisit transaksi dan juga mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik. lalu bagaimana peran pemerintah sendiri di dalam mempertahankan momentum pertumbahan yang ada di dalam negeri? Bisa di katakan peran dari pemerintah saya lihat cukup baik dan dinamis. Pertanyaan selanjutnya apakah kita secara pribadi dapat ikut turut andil untuk mencipatkan kondisi perekonomian yang ada di di negeri kita sendiri?Â
Mewujudkan sebagai "pahlawan" di bidang keuangan kembali dari diri kita sendiri tentuya, semuanya berangkat dari niat dan kesungguhan hati. Itupun bukan semata-mata untuk pemerataan negeri yang kita tinggali. Akan tetapi untuk kebaikan diri kita sendiri itu yang harus kita rubah dan pelajari tentunya dari mindset kita masing-masing.
Nah kalau hal itu sudah menjadi kebiasaan yang kita lakukan sehari-harinya semuanya akan tidak menjadi beban . Setelah hal ini kita lakukan sebagi bentuk dari kebiasaan atau " positive habit" dibarengi dengan sebuah berita baik yang menghampiri. Sepertinya kita di kagetkan dengan berita baik apa yang kira-kira kita terima ya yang ada kaitannya dengan perwujudan kita dari stabilitas keuangan di Indonesia.
Berita baiknya tak lain datangnya dari badan korporasi dan rumah tangga yang tentunya merupakan bagian dari keuangan mikro yang mana mempengaruhi tingkat inflasi, tingkat permodalan dan nilai rupiah secara langsung ataupun tidak langsung, serta pengaruh lainnya yang bervariasi. Maka bisa di katakan diri kita sendirilah " pahlawan" keuangan untuk menjaga kestabilan keuangan ekonomi di negeri kita sendiri. Menurut Kompasianer sekalian yang membaca tulisan saya ini cukup adil dan bijaksana tentunya kalau peran serta menjaga kestabilan ekonomi. Lalu masihkah adakah peran lainnya yang dapat kita lakukan sebagai Kompasianer untuk menjaga stabilitas ekonomi keuangan? Tentunya masih ada kalau kita telaah dengan baik. Mau tau apa-apa saja peran-peran itu?Â
Hal yang mudah datangnya dari pemikiran yang baik tentunya. Kalau kita berbicara tentang ekonomi mudah saja mengingatnya kita akan mengingat tentang mata uang negeri kita yaitu Rupiah. Ayo jujur saja terhadap diri kita sendiri seberapa cinta nya kita terhadap rupiah di dalam membeli barang-barang kebutuhan kita sehari-hari atau mungkin kalau kita punya berkah saat kita travelling ke luar kota.
Yuk kita coba bahas sedikit wujud nyata yang bisa lakukan untuk cinta rupiah ini Kompasianer. Salah satunya kalau belum yang tahu akan gerakan ini bisa di katakan bentuk nyata dari Gerakan Aku Cinta Rupiah ( GACR) . Mungkin gerakan ini tidak terlalu asing di telinga kita masing-masing ya , tapi bagi yang belum terlalu paham gerakan ini sangat membantu di saat krisis moneter tahun 1998 lalu.
Nah, tentunya sebagai warga negara yang baik diharapkan program dari pemerintah ini . Â Tahun berganti sepertinya gerakan ini hilang entah ke mana dan dampaknya pun tidak terlalu berdampak bagi perekonomian Indonesia. Â Aksi yang di prakarsai oleh putri presiden Soeharto ini , Ibu Tutut Hadiarti Rukmana ini sepertinya sampai detik ini masih menunggu peminat warga Indonesia sendiri untuk turut serta.
Lalu jika GACR sudah berusaha menjadi " pahlawan" atau penyelamat bagi negeri kita masih adakah " pahlawan" keuangan di sektor lainnya? Tentunya masih ada selain GACR , sejumlah pihak yang berperan serta menjadi " pahlawan" -sekonomi bagi negara kita. Siapa- siapa saja kah mereka? Kita coba cari tahu " pahlawan-pahlawan" yang sudah berjasa bagi keuangan di Indonesia yuk.Â
Sepertinya tidak lain dan tidak bukan telinga kita tidak terlalu asing akan istilah yang satu ini belakangan, tepat kalau tebakan kita merujuk ke UMKM. Sepertina kita harus berterima kasih kepada sektor UMKM yang menjadi penyelamat pada mata uang asing khsusunya dollar amerika. Alasannya karena para UMKM ini di dalam bisnisnya mereka menggunakan bahan baku lokal dan melakukan produksi mereka untuk memenugi permintaan pasar tanpa menggandalkan impor yang ada. Di sisi yang lain UMKM juga tentunya menyerap banyak tenaga kerja terbesar pada perekonomian di Indonesia.
Bayangkan betapa nerharganya jasa dari para penggiat UMKM di sini, mereka berusaha dengan sangat baik nya untuk berperan serta menstabilkan dan memikirkan banyak pihak yang terkait. Karena memang visi dari UMKM itu sendiri berusaha untuk mensejaterahkan banyak pihak di bidang finansial. Sisi lainnya dari UMKM ini yang dapat bertahan sampai dengan sekarang di mana umumnya barang konsumsi dan jasa yang di produksi masih dibandrol dengan harga yang masih terjangkau oleh kalangan dengan pendapatan rendah.Â
Kondisi stabilitas sistem keuangan yang relatif baik ditopang oleh tingkat inflasi yang terjaga, kenaikan tingkat permodalan dan likuiditas perbankan. Selain itu, nilai tukar rupiah yang terjaga menjadi faktor yang tidak boleh diacuhkan dalam meraih stabilitas sistem keuangan.