Masihkah kita tabu akan kerokan atau apa yang membuat kita enggan untuk melakukan kerokan atau malah yang sebaliknya. kita terbiasa melakukan ini atau kalau tidak melakukan hal ini yang ada di kepala kita kita akan sugesti penyakit kita tidak akan kunjung sembuh. Itu semua akan kembali ke diri kita sih memang. Kalau kita merasa tidak apa-apa saat kita melakukan kerokan dan penyakit kita berangsur-angsur sembuh ke esokan harinya atau beberapa hari kemudian. Ya lakukan saja tidak akan ada yang melararangnya.Â
Di  mana bila di urut dari sejarahnya kerokan termasuk salah satu teknik pengobatan tradisional yang sudah turun temurun di lakukan oleh nenek moyang kita. Mau yang dari muda sampai yang suda sesepuh dalam arti kata tua. Bila kita tanyakan dari siapa saja sepertinya tidak ada satupun dari mereka yang akan mengatakan tidak. Mereka akan serempak mengatakan ya saya pernah kerokan meski seringnya melakukan dan saat-saat yang seperti apa yang tidak dianjurkan untuk melakukannya tergantung dari diri kita sendiri. Ya pakai nalar juga seharusnya ya yang mana anak-anak pada usia masih kecil dan bayi ya sebaiknya jangan dulu untuk melakukan kerokan. Kembali lagi dimana kerokan termasuk pengobatan tradisional yang sudah turun temurun tentunya nenek moyang kita bila menganggapnya salah atau dampak dan efek sampingnya tidak baik. Sudah dari sedulu akan disampaikan kepada anaknya dan cucunya sendiri. Jadi masih tabukah kerokan ini untuk kita sendiri? Sepertinya jawabannya sudah dapat kita simpulkan dari pengalaman kita sendiri.
Dikarenakan kepedulian akan masyarakat generasi sekarang, Prof. Didik Gunawan Tamtomo,dr,PAK,MM,M.Kes hadir di nangkring Kompasiana bersama Balsem Lang untuk mengupas habis mitos - mitos kerokan yang ditakutkan masyarakat. Ternyata, banyak sekali manfaat dalam kerokan itu lho menurut beliau:
1. Kerokan dapat membuat badan merasa lebih nyaman
Pada saat badan terasa tidak enak atau masuk angin, kerokan dapat membantu mengeluarkan hormon endorfin. Endorfin merupakan sejenis morfin alami dalam tubuh yang pada saat dikeluarkan badan akan merasa lebih segar.
2. Kerokan menggunakan balsem memiliki manfaat untuk tubuh
Banyak jenis cairan zat aktif yang digunakan untuk melakukan kerokan. Ternyata balsem mengandung zat aktif yang baik untuk tubuh. Menurut Prof. Didik Gunawan Tamtomo,dr,PAK,MM,M.Kes mengunakan zat aktif dapat mengsinergikan penyembuhan di dalam tubuh.
3. Kerokan tidak menyebabkan pembuluh darah pecah
Adanya pelebaran pembuluh darah pada saat dikerok, namun tidak menyebabkan pembuluh darah pecah. Menurut Prof. Didik, beliau meneliti sendiri dengan cara mengerok lengannya sendiri. Kemudian, kerokan juga tidak menyebabkan kematian karena angin duduk.
Beberapa fakta penting lainnya menurut Prof. Didik dari hasil penelitian beliau:
- Jangan terlalu sering kerokan, nanti ketagihan.
- Jangan kerokan di area sekitar dan daerah leher, karena tidak baik untuk kesehatan.
Itulah sekilas kupasan fakta tentang Kompasiana yang mana ada yang masih dianggap tabu dan malah menambah penyakit kita tidak kurun sembuh. Tetapi yang ada justru kerokan yang mana masih merupakan pengobatan tradisional ini malah membuat penyakit kita cepat sembih. Kita yang daya tahan tubuhnya tidak terlalu baik dan yang mana sedang memasuki masa pancaroba misalnya ataukah yang di musim hujan ini. Tidak ada salahnya sama sekali untuk mencoba pengobatan yang satu ini. Sering tidaknya kembali kepada kita masing-masing yang dapat mengukur tingkat dari kurang baiknya kerokan ini. Kalau dari saya sendiri kerokan boleh-boleh saja akan tetapi juga seperti yang disampaikan oleh Professor Didik sendiri jangan sampai kita menjadikan kerokan ini sampai menjadi candu atau membuat kita ketagihan yang ada. Pada taraf yang biasa-biasa saja kalau memang kita dalam kasus masuk angin atau kehujanan ya daripada kita mengkonsumsi obat flu dan pilek yang berlebihan dan terus menerus . Mengapa kita tidak mencoba metode pengobatan yang satu ini terlebih dahulu. Metode ini sudah saya buktikan dengan sendirikan yang mana di saat badan saya mengalami pegal-pegal yang berkelanjutan ; badan pegal-pegal ditambah dengan kepala pusing. Yang saya lakukan hanya simple mencoba beristirahat terlebih dahulu beberapa saat dahulu dengan mandi air hangat setelah itu membalur badan saya dengan balsam dan tentunya saya lanjutkan dengan kerokan di badan belakang tubuh depan dan belakang.Lamanya atau durasi dari kerokan juga tergantung dari diri kita sendiri yang dapat mengukurnya tidak ada durasi pastinya. tetapi biasanya saya melakukannya antara kurang lebih 10-20 Â menit. Itupun sudah sangat cukup untuk merasakan pegal-pegal dan masuk angina yang saya rasakan agak sedikit berkurang. Di mana ditambah dengan memijat sedikit demi sedikit di bagian leher yang biasa merupakan titik terlemah di bagian tubuh saya yang sering merasakan pegal-pegal.