Mohon tunggu...
melina nur wakhidah
melina nur wakhidah Mohon Tunggu... -

bahagia itu ketika sesuatu dari hidup kita dapat bermanfaat bagi hidup orang lain

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pelecehan Seksual Hancurkan Bibit Unggul Anak Bangsa

10 Februari 2016   11:08 Diperbarui: 10 Februari 2016   11:34 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Miris sekali orang tua, guru, orang dewasa yang sejatinya menjadi sosok pelindung, panutan, pembimbing anak malah menjadi monster yang menghancurkan masa depan, merusak jiwa anak dengan melakukan hal-hal yang seharusnya tidak pantas dilakukan pada sosok anak.

Pada zaman yang semakin maju ini sadar atau tidak diiringi pula dengan kehancuran moral dan mental anak bangsa. Bagaimana tidak anak-anak yang seharusnya dibimbing, di arahkan agar menjadi sosok yang berhasil kelak pada masa keemasannya sudah di cekoki dengan hal-hal yang tidak senonoh oleh orang tua, guru, orang dewasa di sekeliling mereka.

Dikutip dari Liputan6.com, Menurut data yang dikumpulkan dan dianalisa oleh Pusat Data dan Informasi Komisi Nasional Perlindungan Anak tercatat 21.689.797 kasus pelanggaran hak anak. Hampir separuh kasus merupakan kejahatan seksual terhadap anak. Presentase setiap tahun untuk angka kekerasan seksual pada anak pun semakin meningkat. Pada tahun  2012, sebanyak 2.637 kasus dengan 41 persen kejahatan seksual pada anak, lalu pada 2013 jumlah kekerasan pada anak memang menurun tapi persentase untuk kekerasan seksual melonjak, 60 persen dari kasus yang terjadi. Data terakhir yang dimiliki Komnas Anak, pada Januari-Juni 2014 terdapat 1.039 kasus dengan jumlah korban sebanyak 1.896 anak yang didominasi 60 persen diantaranya dalam kasus kejahatan seksual.

Sebagai contoh baru-baru ini tepatnya pada kamis 21 januari 2016, seorang kepala sekolah SD 057750 Desa Bukit Belah, Kecamatan Wampu, M Yus telah melakukan pelecehan seksual kepada kedua siswinya. Kejadian ini bermula ketika kedua siswi ini diminta untuk mengantarkan teh ke ruang kepala sekolah, di ruang kepala sekolah inilah kedua siswi ini diminta melepas rok dan celana mereka, karena takut kedua siswi ini menurut saja, lebih mencengangkan lagi kepala sekolah ini memperlihatkan batang kemaluannya pada kedua siswa. Atas kejadian ini orang tua siswi tersebut melaporkan kasus pelecehan tersebut ke pihak yang berwajib, orang tua korban juga meminta kepada bupati setempat agar melepas jabatan  kepala sekolah dan sertifikasinya.

Tidak hanya hanya kekerasan seksual dari pihak-pihak tertentu saja, kekerasan seksual juga bisa terjadi karena situs-situs porno yang mudah diakses oleh siapa saja terutama anak-anak dibawah umur. Dengan melihat situs-situs tersebut anak-anak bisa tumbuh dewasa sebelum waktunya, dampak paling buruknya mereka bisa melakukan pelecehan seksual pada temannya sendiri.

Banyak sekali bahaya dari kekerasan seksual, baik dari segi jasmani, rohani maupun psikolog anak. Untuk itu sosok orang tua, guru, atau orang-orang terdekat anak harus berperan aktiv dalam mendidik anak, agar si anak terhindar dari kekerasan seksual, sehingga pertumbuhan anak tidak terhambat, jika bibit-bibit unggul bangsa ini tumbuh dengan baik, bangsa ini juga akan memanen kebaikan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun