Mohon tunggu...
Melina
Melina Mohon Tunggu... Lainnya - Teknisi Pangan

Menulis untuk sharing, karena sharing is caring.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Mengapa Penyebab Misteri Kematian Puluhan Kucing Sulit Terkuak?

14 Juli 2023   13:35 Diperbarui: 15 Juli 2023   08:50 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sulit untuk mengetahui penyebab pasti kematian misterius puluhan kucing di Sunter hanya dengan 2 petunjuk yang ada, bahkan nampaknya hasil analisa laboratorium yang ditunggu-tunggu tak kunjung menunjukkan batang hidungnya.

Penyebab kematian puluhan ekor kucing peliharaan secara mendadak di wilayah RW 05, Kelurahan Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, masih menjadi misteri.–dikutip dari Kompas.com 13/07/2023, 18:25 WIB

Menurut berita yang beredar, sebanyak 24 ekor kucing terhitung sejak tanggal 6 Juli 2023, mereka semua memiliki kesamaan, yaitu mengalami kejang-kejang dan mengeluarkan air seni sesaat sebelum kematian.

Akan tetapi, sulit untuk memastikan penyebab pasti kematian puluhan kucing ini tanpa analisis dari laboratorium. Hal ini karena dua petunjuk mengenai kematian para korban yang diinformasikan oleh warga terlalu minim.

Kejang-kejang yang berujung kematian bisa saja terjadi akibat keracunan atau pun penyakit lainnya yang menyerang kucing, seperti rabies, toxoplasmosis, dan AIDS kucing (FIV). 

Di samping itu, keluarnya air seni kucing sesaat sebelum kematian ini juga kemungkinan disebabkan adanya gangguan pada saraf kucing akibat kejang.

Ada beberapa faktor yang bisa menjadi pertimbangan untuk menduga siapa tersangka langsung (penyebab kematian) maupun tersangka tidak langsung (penyebar penyakit) atas kematian 20 ekor kucing peliharaan dan seekor kucing liar ini, serta 3 ekor kucing lainnya. 

Faktor-faktor tersebut, antara lain:

  • Usia kucing;
  • Ras kucing;
  • Jenis makanan atau minuman dan pola makanan;
  • Perilaku kucing;
  • Kebersihan lingkungan tempat tinggal; dan
  • Lokasi yang sering didatangi kucing; serta
  • Siapa saja yang melakukan kontak dengan para kucing sebelum kematian.

Hanya saja, selagi menunggu keluarnya hasil laboratorium, ditambah dengan jumlah korban kucing yang terus meningkat, warga RW 05 Sunter tentu saja merasa resah.

Kesulitan Analisis Laboratorium

Meski meresahkan karena tentu warga tidak ingin kucing kesayangannya menjadi korban, warga juga harus memahami bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan kecepatan analisis laboratorium.

  • Jumlah sampel;
  • Jenis sampel: air liur, darah, potongan organ, kotoran hewan, dsb;
  • Metode dan waktu pengumpulan sampel; 
  • Kondisi penyimpanan sampel, baik selama perjalanan maupun saat di laboratorium; 
  • Mempertimbangkan tipe agen yang dicurigai, apakah penyebabnya merupakan keracunan bahan kimia atau infeksi mikroorganisme; kemudian
  • Menentukan metode analisis yang tepat.

Bila penyebabnya adalah mikroorganisme, maka sampel mikrob harus ditumbuhkan terlebih dahulu. Beberapa jenis mikrob mudah untuk diperbanyak dan dianalisis.

Namun, ada juga jenis mikrob yang lebih sulit untuk diambil dari sampel dan memerlukan waktu yang lebih lama untuk tumbuh (diperbanyak).

Belum lagi, media yang digunakan untuk memperbanyak mikrob yang sulit diperbanyak biasanya sangat spesifik dan harus ditumbuhkan dalam kondisi khusus agar mikrob berhasil tumbuh.

Yang jelas, dalam analisis laboratorium, waktu menjadi faktor yang memegang kendali keberhasilan pengambilan sampel. 

Misalnya, ketika kematian disebabkan oleh infeksi virus. Keterlambatan pengambilan sampel dapat menyebabkan virus sudah melewati fase pelepasan virus karena tubuh inang sudah mati dan tidak mampu memproduksi virus baru sehingga jumlah virus dalam sampel sangat sedikit dan sulit untuk dideteksi.

Menduga Penyebab Kematian Puluhan Kucing di Sunter

Mempertimbangkan penyebab kematian kucing yang tidak jelas, terjadi dalam kurun waktu yang singkat dengan jumlah korban yang banyak, dan mengecualikan racun sebagai penyebab, maka dugaan yang bisa ditarik adalah penyakit ini disebarkan melalui kontak antar hewan dan disebabkan oleh infeksi mikroorganisme (bakteri atau virus).

Kucing peliharaan bisa saja tertular penyakit ketika mereka dibebaskan oleh pemiliknya untuk berkeliaran di lingkungan RW 05 Sunter. Penyakit dapat ditularkan melalui kontak fisik langsung, seperti cakaran dan gigitan.

Meskipun kucing-kucing peliharaan tersebut tidak saling melakukan kontak langsung, kutu kucing bisa menjadi kendaraan untuk penularan penyakit penyebab kematian kucing.

Selain itu, pertukaran cairan tubuh melalui penggunaan mangkuk makan dan minum bersama juga menjadi penyebab penyebaran penyakit.

Selain itu, tidak menutup kemungkinan juga, terjadi keracunan makanan akibat kucing-kucing berbagi mangkuk makan dan minum bersama atau mengkonsumsi "makanan sembarangan".

Dilansir dari CNN, kemungkinan kucing mati karena keracunan lebih besar dibandingkan dengan kematian akibat penyakit. Karena setiap kucing tentu memiliki sistem kekebalan tubuh yang berbeda-beda, sehingga sulit untuk mengalami kematian massal secara bersamaan tanpa ada gejala-gejala tertentu.

Sebaiknya para pemilik kucing peliharaan tidak membiarkan kucing-kucingnya bebas bebas selama penyebab pasti kematian puluhan kucing ini terungkap. 

Selalu perhatikan perilaku kucing peliharaan dan segera bawa kucing ke klinik atau rumah sakit hewan jika kucing peliharaan menunjukkan perubahan perilaku dan tanda-tanda gangguan kesehatan!

Semoga penyebab kasus kematian puluhan ekor kucing di RW 05 Sunter bisa segera terungkap.

Salam hangat.

***

Sumber:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun