Mula-mula anjing atau kucing akan mengalami demam, suka menjilati atau mengigit bagian yang terluka, dan pupil mata melebar.
Ketika virus mulai menyerang sistem saraf, anjing dan kucing akan mengalami perubahan sikap, seperti gangguan kecemasan, mudah kesal, dan menjadi lebih agresif, memakan makanan yang tidak biasanya dimakan.
Produksi air liur yang berlebih, gemetaran (tremor), nafas yang terengah-engah, perubahan suara gonggongan atau meongan. Semua ini disebabkan gangguan saraf pusat dan kelumpuhan beberapa bagian tubuh.
Misalnya produksi air liur berlebih, diakibatkan oleh kelumpuhan otot faring.
Bila dibiarkan, maka anjing atau kucing dapat mengalami koma dan kematian akibat kerusakan organ dan kelumpuhan di seluruh bagian tubuh.
Sehingga, perlakuan yang diberikan pada hewan yang sudah terjangkit rabies adalah euthanasia.
4. Apa yang harus dilakukan bila kita atau hewan peliharaan kita terkena gigitan hewan yang diduga memiliki rabies?
Pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah membersihkan luka dengan desinfektan. Setelah itu, kita bisa pergi rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penyuntikan vaksin PEP dan perawatan.
Pertolongan pertama sebaiknya dilakukan dengan segera untuk mencegah virus masuk ke peredaran darah, menginfeksi otak, dan memperbanyak diri.Â
Namun sekedar informasi, sebenarnya tidak semua gigitan hewan bisa berakibat pada infeksi rabies dan mengakibatkan kematian.Â
Faktor usia, lokasi gigitan, seberapa parah gigitan, seberapa banyak virus yang masuk ke tubuh korban, dan kesehatan sangat berpengaruh.