"Saya ingin datang lagi ke INARI EXPO tahun depan!"
Itulah pendapat saya setelah mengikuti serangkaian kegiatan di InaRI EXPO 2022 hari minggu kemarin.
Badan Riset dan Inovasi Nasional atau yang biasa disingkat dengan BRIN mengadakan pameran riset dan inovasi Indonesia, yaitu InaRI EXPO 2022 pada tanggal 27-30 Oktober 2022 di Gedung Innovation Convention Center (ICC), Cibinong, Kabupaten Bogor.
InaRI EXPO 2022 ini dibuka mulai dari jam 8 pagi hingga jam 5 sore dan terbuka untuk seluruh lapisan masyarakat. Jadi, untuk menghadiri InaRI EXPO 2022, pengunjung tidak dikenakan biaya apapun. Cukup melakukan registrasi secara daring di situs https://inariexpo.com atau bisa juga melakukan registrasi langsung di tempat.
Untuk mengakomodasi hal tersebut, tersedia layanan shuttle bus menuju lokasi Inari EXPO 2022. Ada 5 titik penjemputan dan jadwal penjemputannya bisa dilihat pada gambar di bawah ini.
Menurut saya, InaRI EXPO tahun ini cukup istimewa. Dalam rangkaian acara InaRI EXPO 2022, terdapat Youth Research and Innovation Fair, Halal Tech Expo 2022, ASEAN India Start up Festival 2022, Start Up Program Pengusaha Pemula Berbasis Riset BRIN yang digelar secara paralel. Ditambah lagi, pameran ini juga menjadi bagian dari Presidensi G20 Indonesia 2022.
Ada beragam pilihan kegiatan yang bisa kita ikuti sebagai pengunjung pameran, seperti mengunjungi booth inovasi anak bangsa, mengikuti seminar dan workshop, melakukan konsultasi mengenai kekayaan intelektual, melakukan business gathering dan business matching, dan juga mengikuti tur laboratorium BRIN.
Saya merasa ada banyak hal baru yang bisa kita pelajari dan dapatkan dengan menghadiri pameran ini!
Pameran Inovasi Anak Bangsa
Kita bisa melihat beragam produk yang kreatif dan inovatif, mulai dari produk kosmetik, kesehatan, keperluan sehari-hari yang ramah lingkungan, keperluan hewan ternak, hingga Internet of Things (IoT) yang merupakan hasil karya adik-adik peserta Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) dan National Young Inventors Award (NYIA).
Dari sekian banyak booth yang ada 3 booth yang menarik perhatian saya.
1. KANCIL BETUL (Kantong Kecil Berkah Tunas untuk Lingkungan)
Namanya Indonesia sekali dan mengingatkan pada cerita "Si Kancil" membuat saya tertarik pada booth yang satu ini.
Tapi siapa sangka, kalau KANCIL BETUL ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan timun? Melainkan tren ngopi yang menjamur di kalangan generasi milenial di Indonesia.
Dibalik meningkatnya permintaan kopi, ternyata menyisakan peningkatan limbah ampas kopi, yang mana sayang bila hanya dibuang begitu saja. Sehingga, limbah ampas kopi ini kemudian dimanfaatkan untuk didaur ulang menjadi kantong kecil (KANCIL).
KANCIL ini bersifat ramah lingkungan, dapat digunakan sebagai pengganti kantong plastik dan mudah terurai. Setelah terurai, KANCIL dapat menjadi sumber pupuk bagi tanaman.
2. ELIGENT (Eco Friendly Biodetergent 3in1)
Ketika melihat produk ini, hal yang terbesit di benak saya adalah "produk ini pasti akan populer di kalangan ibu-ibu".
Dari daun bugenvil yang sering kita lihat di taman-taman dan akar wangi ternyata bisa dihasilkan detergen ramah lingkungan 3in1 (pembersih, pewangi, dan pelembut), yang dapat menjadi solusi atas pencemaran limbah detergen yang terus meningkat.
Biodetergen ini menghasilkan busa lebih sedikit dibandingkan detergen biasa, namun hasil busanya cukup stabil.
3. Studi Potensi Biodiversitas Indonesia sebagai Kandidat Obat Trombofilia Faktor VIII secara in Silico
Apa sih Trombofilia itu? Jika sekilas melihat atau mendengar judulnya, seperti nama penyakit yang menyeramkan.
Trombofilia sebenarnya kondisi dimana darah mudah menggumpal secara berlebihan. Bila banyak darah menggumpal di pembuluh darah, maka dapat menyebabkan stroke, bahkan keguguran pada ibu hamil.
Mengingat prevalensi kematian akibat stroke di Indonesia yang cukup tinggi (mencapai 10,9% menurut Riset Kesehatan Dasar 2018), studi potensi bahan alami Indonesia untuk mengatasi trombofilia ini merupakan terobosan untuk bidang kesehatan.
Oleh karena itu, penelitian oleh James Jackson dan Cecilia Tiffany dari SMA Santa Laurensia Alam Sutera ini memenangkan juara satu LKIR untuk bidang Ilmu Pengetahuan Teknik dan Rekayasa (IPT).
Seminar dan Workshop yang menarik dan menambah pengetahuan
Selalu ada seminar dan workshop dengan topik yang menarik untuk diikuti setiap harinya.
Untuk seminar sendiri, ada seminar yang bersifat on-site dan ada seminar yang bisa diikuti secara daring.
Rasanya senang sekali mengetahui bahwa talkshow dengan narasumber disiarkan secara live streaming di kanal Youtube. Tidak perlu khawatir ketinggalan. Siaran talkshow-nya masih bisa ditonton ulang melalui channel youtube BRIN Indonesia.
Saya sendiri berkesempatan untuk mengikuti salah satu workshop yang diadakan oleh BRIN, bertema "Create Video Research on Your Smartphone".
Dalam workshop ini, kita diberikan tips bagaimana membuat video ilmu pengetahuan yang menarik berbekal smartphone yang kita miliki.
Dan ternyata, BRIN memiliki program afiliasi dengan para kreator konten!
BRIN mengajak para kreator konten untuk membuat konten ilmu pengetahuan yang menarik demi meningkatkan literasi masyarakat.
"Karena ilmu pengetahuan itu tidak harus selalu dari buku pelajaran saja."
Konten yang dimaksud tidak hanya terbatas pada video saja. Para kreator konten dipersilakan untuk mengirim konten berbentuk komik dan karya tulis untuk diterbitkan oleh BRIN.
Tentu saja, kegiatan ini tidak dilakukan secara cuma-cuma! BRIN akan memberikan apresiasi berupa uang kepada para konten kreator yang bersangkutan.
Untuk info lebih lanjutnya silakan cek di Instagram @RMPI_BRIN ya!
Tur Laboratorium
Selain beragam kegiatan yang sudah disebutkan di atas, kita berkesempatan untuk melihat-lihat isi dari laboratorium BRIN!
Sebelum sampai ke tempat tujuan, kami sempat melewati Laboratorium Genomic, Laboratorium BSL-3 (tempat penelitian virus), dan Gedung InaCC (tempat pengembangbiakan mikroorganisme).
Ada 2 laboratorium yang dikunjungi, yaitu laboratorium penelitian hewan di Museum Zoologi dan laboratorium penelitian tumbuhan di Herbarium Bogoriense.
Peserta tour diajak untuk melihat koleksi hewan dan tumbuhan, baik yang diawetkan secara kering maupun yang basah.
Di Museum Zoologi BRIN, terdapat koleksi hewan dengan jumlah yang sangat banyak, mencakup seluruh hewan yang ada di nusantara.
Spesimen yang disimpan sebagai koleksi basah, diawetkan dalam media alkohol 70% yang harus diganti setiap bulannya.
Koleksi hewan-hewan yang ada di ruang koleksi basah, meliputi ikan, karang, reptil (ular, kadal), amfibi, mamalia kecil (tikus), dan ada pula organ-organ hewan.
Sedangkan, untuk hewan-hewan koleksi kering, meliputi burung, mamalia, dan serangga.
Selama kunjungan, seluruh peserta tur diberikan penjelasan terkait metode dan proses pengawetan hewan koleksi agar kualitasnya baik dan bisa digunakan untuk tujuan penelitian.
Kemudian, di Herbarium Bogoriense, peserta tour diberi penjelasan bagaimana melakukan mounting dan penyimpanan spesimen kering, serta pentingnya menggambar bagian-bagian tumbuhan sebagai data untuk penelitian.
Kedepannya, BRIN bersama Animalium (Animal Science Center) akan membangun Pusat Penelitian Satwa yang terbuka untuk umum di kawasan BRIN, Cibinong ini.
Pengalaman menarik lainnya!
Ada satu booth yang paling populer dan ramai dikunjungi oleh anak-anak dan pelajar, yaitu booth Animalium.
Mungkin karena memamerkan hewan-hewan unik dan lokasinya yang strategis, dekat meja registrasi, jadi banyak sekali yang berkunjung ke booth yang satu ini.
Setiap hari selalu ada hewan yang berbeda yang dipamerkan di booth ini. Ada burung, reptil, dan juga ulat sutera!
Nah, kalau saya berfoto dan memberi makan burung kakak tua jambul kuning di booth Animalium ini.
Lucu dan gemas sekali. Si "Dede" ini ternyata usil. Dikasih kuaci, eh dibuang. Sudah gitu, suka narik-narik baju. Tapi dia pintar, bisa diajak salaman.
Di seberang booth Animalium, saya mendapati booth Provinsi Papua Barat.
Diantara souvenir, seperti sisir, baju, tas, kopi, dan coklat, ada sebuah souvenir unik dari booth ini, yaitu rumput kebar.
Rumput kebar merupakan minuman favorit wanita-wanita di Papua karena memiliki manfaat untuk meningkatkan kesuburan. Rumput kebar dikonsumsi dengan cara direbus lalu diminum airnya.
Selain souvenir khas Papua, di booth ini juga memajang berbagai buku mengenai Papua. Saya kira buku-buku tersebut dijual. Namun, ternyata tidak. Buku-buku tersebut bisa kita peroleh secara gratis. Caranya mudah, cukup dengan scan QR code yang ada di belakang buku untuk mengunduh file pdf-nya.
Saya mengunduh 2 buah buku: "Orang Asli Papua dalam Pengelolaan Pariwisata Berbasis Konservasi di Kepala Burung Papua" dan "Taksonomi, Ekologi dan Subkultur Merbau". Kalau ada yang berminat, saya sudah bagikan linknya. Silakan klik judul bukunya untuk mengunduh.
"Last but not the least"
Menghadiri pameran di hari terakhir memiliki keuntungan tersendiri. Di hari terakhir, kita dapat menyaksikan acara penutupan dan penganugerahan award untuk pemenang lomba yang diadakan di InaRI EXPO 2022.
Sungguh bangga dengan Netra, Perusahaan Startup asal Indonesia yang memenangkan juara 1 di Pitch Battle ASEAN-INDIA Start Up Festival 2022.
Saya juga salut kepada adik-adik dari SMAN 1 Fakfak, SMAN 1 Teras, MA Putri Talaga, SMA Santa Laurensia, dan MAN3 Medan yang telah memenangkan juara 1 LKIR dan NYIA, serta para peraih penghargaan Inventor Award.
Semoga sukses kepada para peneliti, inventor, dan inovator Indonesia! Semoga kedepannya Indonesia bisa jadi lebih maju!
***
Sekian pengalaman saya menghadiri InaRI EXPO 2022.
Sampai bertemu lagi di pameran mendatang!