Sebuah mineral yang membuat kosmetik memberikan hasil akhir yang berkilau, shining, shimmering, splendid. Mica juga membantu pencampuran bahan kosmetik, sehingga tidak menggumpal dan memberikan tekstur yang halus. Ditambah lagi, mica membantu kosmetik bentuk powder menempel lebih baik di kulit.
Sehingganya, kandungan mica dapat kita jumpai hampir di setiap produk kosmetika. Pada label komposisi, terkadang mica ditulis sebagai CI 77019 atau serecite.
Bahan ini sudah lama dipergunakan dalam dunia kosmetik, sekitar tahun 1970an. Saat itu, tren makeup yang berkembang adalah penggunaan kosmetik berbahan dasar mineral yang natural dan bebas bahan kimia.
Mica ditambahkan langsung ke dalam kosmetik dalam bentuk bubuk, tanpa penambahan bahan kimia. Membuat mica banyak digunakan sebagai bahan kosmetik dengan kiblat “natural” dan “cruelty-free”.
Akan tetapi, dibalik kilau mica yang terlihat shining, shimmering, splendid itu, tersimpan sebuah sisi gelap. Pasokan mica yang melimpah itu merupakan hasil kerja keras dari buruh anak di daerah pertambangan mica.
Sisi gelap MICA: Pekerja atau Buruh Anak dalam Penambangan Mica
Mari kita mulai dengan daerah-daerah penghasil mica.
Daerah penambangan mica umumnya adalah daerah dengan penduduk miskin. Hal ini dikarenakan, mica cenderung menyebabkan tanah menjadi kering dan menurunkan kesuburan tanah. Sehingga, daerah tersebut menjadi tidak cocok untuk pertaninan.
Akibatnya, masyarakat yang tinggal di sekitar pertambangan mica mengandalkan tambang mica sebagai mata pencaharian utama. Dan kegiatan ini, tidak teregulasi atau tidak terkendali karena banyak penambangan mica dilakukan secara ilegal.
Saat ini, India menjadi supplier dari 60% mica yang ada di dunia. Dua negara bagian dari India, yaitu Jharkhand dan Bihar, telah menyumbang seperempat mica yang beredar di dunia. Diperkirakan sebanyak 22 ribu anak dari daerah Jharkhand dan Bihar telah direkrut sebagai pekerja tambang mica secara ilegal.