Mohon tunggu...
Melina
Melina Mohon Tunggu... Lainnya - Teknisi Pangan

Menulis untuk sharing, karena sharing is caring.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Bagaimana Kita Mulai Memasang PLTS di Atap Rumah?

14 Juni 2022   06:10 Diperbarui: 24 Juni 2022   11:47 3455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panel surya di perumahan (Jeremy Bezanger/Unsplash).

Ilustrasi PLTS Hybrid (via smartenergy.tech).
Ilustrasi PLTS Hybrid (via smartenergy.tech).

Komponen utama rangkaian ini: panel surya, inverter hybrid, baterai, dan kWH Exim.

Biaya PLTS Hybrid

Biaya yang harus dikeluarkan untuk sistem ini lebih mahal dari sistem on grid. Walaupun demikian, masih lebih murah daripada sistem off grid, karena tidak membutuhkan baterai dalam jumlah besar sebagai cadangan. Untuk pasti berapa, bergantung pada besarnya daya yang dihasilkan.

Kelebihan dan Kekurangan PLTS Hybrid

(+) Lebih ramah lingkungan dibanding sistem off grid, punya cadangan listrik ketika PLN mati.

(-) Tidak bebas tagihan listrik, pasang kWH Exim.

Tips memilih komponen rangkaian PLTS dari yang saya pelajari

1. Memilih panel surya. 

Panel surya yang baik bisa menangkap sinar matahari, meskipun di hari hujan. Ada 2 macam panel surya:

  • Monocrystalline: terbuat dari kristal silikon tunggal, cirinya berwarna hitam, lebih efisien menangkap sinar matahari bahkan ketika cuaca mendung (efisiensi 20% lebih), umur panjang (hingga 25 tahun), namun harganya lebih mahal.
  • Polycrystalline: terbuat dari kristal silikon campuran, cirinya berwarna kebiruan, efisiensi 15-17%, umur panjang (hingga 25 tahun),harganya lebih murah, namun efisiensinya bisa dipengaruhi suhu.

2. Memilih baterai untuk off grid. 

Untuk sistem ini, disarankan menggunakan baterai lithium, baterai yang ada pada HP dan mobil listrik, dibandingkan aki basah maupun aki kering (VRLA). Lithium lebih unggul dari segi umur. Di sisi lain, baterai lithium bisa bekerja meski kapasitasnya mencapai 20%. Kalau baterai VRLA, rawan "njeglek" ketika kapasitas baterainya di bawah 50%. (ini berdasarkan testimoni orang lain ya...)

Baterai yang dipilih pun ada ukurannya, mulai dari 12V, 24V, hingga 48V, dan arusnya bermacam-macam. Yang paling baik adalah 48V dengan 100 Ah. Menurut penjelasan papa saya, kuat tegangan dan arus mempengaruhi kabel cepat panas. Baterai 48V dengan 100 Ah lebih awet dan kabelnya juga tidak harus pakai kabel yang tebal.

3. Memilih Solar Charge Controller (SCC) untuk off grid.

Adalah alat yang bertugas untuk mengatur tegangan yang masuk dari panel surya ke baterai. Tujuannya untuk menghindari kelebihan pengisian daya. Ada 2 tipe SCC berdasarkan cara kerjanya: PWM dan MPPT. MPPT lebih unggul karena bisa memaksimalkan pengisian baterai agar lebih cepat terisi penuh.

4. Memilih inverter.

Inverter adalah alat untuk mengubah arah arus listrik dari DC (direct current) menjadi AC (alternating current).

Dalam hal memilih inverter, baik itu inverter untuk off grid, on grid, dan hybrid, inverter yang baik adalah inverter "pure sine wave". Ini terkait dengan gelombang listrik yang dihasilkan. Gelombang listrik "Pure sine wave" ini adalah yang terbaik karena tidak merusak peralatan elektronik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun