Mohon tunggu...
Ni WayanMelina
Ni WayanMelina Mohon Tunggu... Akuntan - saya seorang mahasiswa

Happines Depends On What You Give Not On What You Get. Never underestimate yourself. If you are unhappy with your life, fix what's wrong, and keep stepping

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Resesi Ekonomi Bukan Penghalang untuk Berinvestasi

21 Mei 2021   18:24 Diperbarui: 21 Mei 2021   21:44 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Ni Wayan Melina dan Daniel Raditya Tandio

Akuntansi FEB Universitas Mahasaraswati Denpasar

Mewabahnya virus corona (Covid-19) memberikan dampak yang luar biasa bagi kehidupan terutama dibidang perekonomian dan keuangan. Gejolak ekonomi akibat Covid-19 menjadi momen yang bersejarah karena pandemi Covid 19 mempengaruhi kestabilan ekonomi dunia, menjadi stagnan dan negatif. IMF menyatakan bahwa pandemi Covid 19 telah menyebabkan resesi dunia yang ditandai dengan meningkatnya pengangguran dan kemiskinan di setiap negara di dunia.

Resesi sebagai penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan dalam waktu yang stagnan dan lama, dimulai dari berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Efek dari resesi ekonomi antara lain meningkatnya pengangguran, peningkatan pinjaman pemerintah, dan inflasi telah meningkatkan harga komoditas secara tajam. Dampak yang paling terasa jika terjadi resesi ekonomi yakni banyaknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dimana-mana. Golongan masyarakat yang paling terkena dampaknya adalah golongan ekonomi masyarakat menengah ke bawah yang sebagian besar mereka yang bekerja disektor informal

Namun ini bukan akhir dari segalanya. Investasi masih menjadi salah satu hal yang menarik untuk menghasilkan income tambahan sekaligus tabungan di masa mendatang. Meskipun saat ini ekonomi Indonesia berada di ambang resesi, namun sebelum melakukan investasi seorang investor disarankan mengetahui profil risikonya masing-masing. Profil risiko akan menentukan batas risiko atau tingkat kesiapan investor untuk menahan tingkat volatilitas, dan pengurangan atau peningkatan berbagai alat investasinya, terutama jika alat investasi yang dipilih berisiko tinggi. Memang, sarana investasi tertentu (seperti saham) akan memberi investor pengembalian yang tinggi. Namun, hal ini juga disertai dengan risiko yang tinggi. Inilah mengapa investasi saham termasuk dalam kategori high risk dan high return

Opsi investasi yang bisa dilakukan pada masa resesi ekonomi ini yaitu saham. Berinvestasi pada saham mungkin jadi pilihan menarik buatmu. Pasalnya, selama pandemi, banyak saham yang didiskon atau dijual dengan harga lebih rendah, termasuk saham blue chip, saham berkapitalisasi besar, atau saham inti. Dalam jangka panjang, Anda bisa mendapatkan lebih banyak manfaat. Namun, tetap perhatikan profil risikonya. Atau sebagai investor pemula, banyak orang merekomendasikan investasi di reksa dana. Ada banyak jenis reksa dana, seperti reksa dana saham, reksa dana pasar uang, atau reksa dana pendapatan tetap. Jangan lupa untuk fokus pada reksa dana yang masih menghasilkan kinerja positif atau setidaknya melakukan perbaikan. Selain itu, jika terjadi resesi ekonomi, banyak investor yang cenderung menarik diri dari pasar saham. Alasannya, karena rata-rata harga saham mengalami tren penurunan (bearish) pada saat resesi. Namun, pernyataan ini tidak sepenuhnya benar. Ada beberapa jenis saham yang disebut dengan core stock atau saham blue chip yang dapat bertahan bahkan membawa keuntungan bagi investor.

Investasi saat pandemi harus mempertimbangkan atau memfokuskan perhatian pada dividen stock. Cara ini dapat memberikan penghasilan pasif secara rutin. Untuk menilai perusahaan yang memberikan dividen saham kepada para investornya adalah dengan memperhatikan rasio debt-to-equity serta neraca saldo yang kuat. Dalam kondisi ekonomi yang buruk, harga property akan turun tajam. Oleh karena itu, investor akan memilih property ketika ingin berinvestasi pada masa resesi. Anda bisa membeli properti dengan harga terjangkau dan menjualnya saat harga naik. Namun, tidak semua saham yang termasuk dalam kategori saham inti menjanjikan keuntungan. Jika Anda ingin berinvestasi di tengah keterpurukan ekonomi, harap utamakan berinvestasi pada perusahaan yang sangat membutuhkan produknya.

Kondisi ekonomi dan keuangan tertekan selama krisis. Namun, bukan berarti Anda juga sangat lamban dalam melakukan segala hal (termasuk investasi). Bahkan di saat krisis pun, peluang atau peluang tetap ada

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun