***
Andai pria itu burung yang terbang, kita adalah angin lembut yang bersisir-sisiran sepanjang perjalanannya. Tetapi kerana fitrah kejadian Tuhan, wanita itu ketergantungan hidupnya harus diserahkan kepada seorang pria yang boleh melindungi, maka kita pun tidak selamanya mau menjadi angin semata-mata. Kita mau menjadi bunga, menghias sayapnya. Kita mau terus bersama-sama, terbang dari rendah perkebunan bunga sehingga ke sayup langit terbuka, sehingga jalannya yang paling ujung, sehingga kita tua, rapuh dan setelah itu mati.
***
Tetapi kita bahagia dalam dakapannya, semoga kita semua dipertemukan dengan jodoh yang baik. InsyaAllah…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H