Wanita tidak semestinya memerlukan pria, tetapi wanita dan pria saling memerlukan, cinta itu anugerah. Mengapa wanita memerlukan pria di dalam hidupnya? Untuk beberapa waktu saya berpikir...
***
Ya, apa perlu seorang wanita yang bebas mempertaruhkan sebagian besar hidupnya kepada tangan seorang pria? Bukankah lebih baik jalan bersama kawan akrab dan sesekali melirik kesana kemari untuk memulai pertemanan baru kembali dengan seorang pria baru.
***
Cinta tidak datang karena adanya paksaan. Cinta tidak juga datang dikala kita mau. Jika kita mau ia akan menjadi air, padahal sebenarnya ia datang seperti api.Tetapi, jika kita bersabar dan menerima ketentuan Tuhan, seorang pria yang baik akan didatangkan kepada kita juga. Pria yang baik itu tidak turun dari langit. Pria yang baik itu juga tidak selalu datang dengan wajah yang rupawan, mengenakan pakaian dari toko ternama atau memiliki harta yang berlimpah. Tetapi pria yang baik, jika Tuhan mengijinkan, dia lah yang menemani kita sepanjang hidup, membimbing kelakuan kita, menjaga kemurnian kalbu bersama-sama, mendidik, membuka jalan agar kita dapat memperdalam seluk beluk agama yang barangkali selama ini hanya menjadi pakaian bagi kita, dan memberikan kita sesuatu yang halal dan dirahmatiNya.
***
Dia akan datang apabila tiba masanya. Lambat atau cepat, maafkan saya, karena Allah itu yang lebih mengetahui. Bukan saya. Kedatangan seorang pria dalam kehidupan seorang wanita seperti sepasang sepatu. Jika hilang sebelah, bukankah kita harus mencarinya. Mencari sepatu yang benar benar cocok untuk kita kenakan. Dia lah yang menyempurnakan kita. Kita sebagai wanita, harus bersedia menerima kekurangan-kekurangan dalam suatu hubungan. Karena apabila kita mempersilahkan seorang pria duduk di samping kita untuk sepanjang hidup, bererti kita harus langsung juga mempersilahkan sekian masalahnya berbaring di bahu kita. Ya, pria memang mendatangkan bahagia.
***
Tetapi pria juga mendatangkan sengsara. Namun jika kita bijak menanganinya, semuanya pasti baik-baik saja. Itulah adat dalam suatu hubungan. Yang buruk-buruk pasti ada. Mungkin ada di dia, mungkin juga ada di kita, tetapi kita harus cermat menyeimbangkannya agar jodoh itu ada sampai akhir dari kehidupan. Bagi yang sedang menjalin hubungan dengan seorang pria tetapi tidak mendapat restu dari keluarga dua pihak, jika anda fikir anda tidak mungkin mampu hidup bahagia tanpa restu orang tua, maka ada baiknya anda menyerah saja. Walaupun tidak saling memiliki, dan cinta tidak juga diwali dan dinikahi, anda dan dia tetap pengantin di dalam jiwa. Mungkin jika sudah sampai masanya anda mencari saja pria lain untuk dibawa pulang menemui kedua orang tua anda. Dan semoga pria yang dipilih, melaksanakan tanggungjawab dengan baik.
***
Karena Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta, kita wanita, kita ini diciptakan daripada lengkungan rusuk kiri lelaki, tidak terlalu gagah, tidak juga terlalu lemah. Tetapi karena ciptaan Tuhan itu indah, kita terbit daripada rusuk lelaki, bukan dekat kepala untuk dijunjungi, bukan dekat bahu untuk membebani, bukan dekat lengan untuk dijulangi, bukan dekat jari untuk disakiti, bukan dekat pinggul untuk dihenyaki, bukan dekat lutut untuk ditindihi, bukan dekat kaki untuk ditunggangi, tetapi dekat pelusuk hati untuk dimulia, disayangi dan dicintai.