Mohon tunggu...
Meli Hidayanti
Meli Hidayanti Mohon Tunggu... Guru - Educator - Learner

Love Yourself

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ini yang Saya Dapatkan Ketika Menjadi Volunteer

8 Agustus 2020   22:10 Diperbarui: 8 Agustus 2020   22:18 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya masuk sambil membawa banyak jajanan ke kelas III SD, yang hanya satu kelas di sekolah tersebut. Sehari sebelumnya kami membuat games edukatif, membagi 5 kelompok dengan anggota 5-6 orang. 

Bagi kelompok yang dapat menggambar pahlawan dan dapat mendeskripsikan perjuangan pahlawan tersebut dengan baik didepan kelas, akan mendapatkan jajanan gratis. Pemenang terdiri dari juara 1, 2, dan 3. 

Kelompok yang akan menang dilihat dari kreatifitas, kelancaran bahasa, dan kekompakan yel- yel. Setelah mendapatkan pemenang, saya dan teman saya membagikan jajanan. 

Tenang, yang tidak menang juga mendapatkan permen gratis kok. Antusiasme anak- anak membuat hati saya luluh, mereka bahagia karena mendapatkan reward dari hasil mereka sendiri. Tidak habisnya mereka mengucapkan terima kasih kepada kami. 

Padahal bagi saya itu hanyalah jajanan biasa, tapi tidak bagi mereka, jajanan itu sangat berharga. Hal yang mungkin kita anggap kecil bukan berarti bagi orang lain kecil juga. Mungkin suatu saat ia akan menceritakan hal itu kepada anak cucunya kelak. Tanpa sadar kita sudah mengubah kehidupannya dari hal kecil yang kita bagi.

4. Menjadi Lebih Dewasa

Sore hari sebelum les mata pelajaran di laksanakan di teras rumah iting, kami berbincang dengan anak- anak desa. Membicarakan hal konyol, lucu, hingga sedih. 

Bertukar informasi bagaimana kehidupan di kota, apa yang kami lakukan disana, bagaimana keseharian anak- anak desa, hingga membicarakan cita- cita mereka. 

Salah satu anak perempuan yang masih duduk dibangku kelas III SD menceritakan kesehariannya, mulai dari bangun jam 5 pagi, lalu mencuci piring dan pakaian di sungai, kemudian memandikan adiknya, menjaga warung sayur milik ibunya, hingga memasak. 

Bayangkan di usia anak- anak yang seharusnya masih bermain sudah melakukan hal- hal berat seperti itu. Dengan kesehariannya, katanya ia sudah terbiasa. 

Bahkan saat kami berbelanja di warung miliki ibunya, ia dengan lihai dan cekatan membungkus yang kami inginkan. Sungguh luar biasa, ini memberikan cerminan diri bahwa saya saja belum mampu sepertinya. Saat juga itu saya berjanji akan menjadi anak yang lebih rajin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun