Untuk mengatasi masalah ini, perlu ada peningkatan jumlah apoteker di fasilitas kesehatan dan alokasi sumber daya yang memadai untuk penerapan MTM. Kolaborasi dengan perguruan tinggi atau lembaga pelatihan farmasi juga dapat membantu dalam meningkatkan jumlah apoteker yang terampil dan siap untuk melaksanakan MTM.
Kendala Regulasi
Regulasi yang tidak jelas dan kurangnya pedoman praktik yang spesifik dalam penerapan MTM juga menjadi tantangan bagi apoteker di Indonesia. Kebutuhan akan pedoman praktik yang jelas dan standar yang diakui secara nasional sangat penting agar apoteker dapat melaksanakan tugas-tugas MTM dengan konsisten dan sesuai dengan persyaratan hukum.
Selain itu, masalah regulasi juga dapat memengaruhi pembiayaan MTM. Sistem pembayaran kesehatan yang tidak memadai atau tidak memperhitungkan secara memadai layanan MTM dapat menghambat implementasi pengelolaan terapi obat yang optimal oleh apoteker. Perlunya dukungan dari pihak berwenang untuk memastikan pembiayaan yang memadai untuk MTM menjadi penting dalam mengatasi tantangan ini.
Peningkatan Kapasitas Apoteker
Tantangan lain yang perlu diatasi dalam implementasi MTM adalah peningkatan kapasitas apoteker. Apoteker perlu memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang memadai dalam melaksanakan berbagai aspek MTM, mulai dari tinjauan obat hingga pendidikan pasien.
Perbaikan dalam pendidikan dan pelatihan apoteker dalam konteks MTM diperlukan untuk mengatasi tantangan ini. Kurikulum pendidikan apoteker harus mencakup aspek-aspek yang relevan dengan MTM dan memberikan kesempatan bagi mahasiswa apoteker untuk mempraktikkan keterampilan mereka dalam pengaturan nyata.
Selain itu, program pelatihan dan sertifikasi yang berkelanjutan juga harus tersedia bagi apoteker yang sudah bekerja, untuk memastikan bahwa mereka tetap mendapatkan pengetahuan terkini dan keterampilan yang diperlukan dalam melaksanakan MTM.
Dampak Positif Implementasi MTM bagi Pasien
Pengurangan Reaksi Obat yang Merugikan
Salah satu dampak positif penerapan MTM adalah pengurangan reaksi obat yang merugikan. Melalui tinjauan obat yang terencana, apoteker dapat mengidentifikasi dan mengatasi interaksi obat yang berpotensi merugikan bagi pasien. Dengan melakukan penyesuaian dosis, mengganti obat, atau memberikan rekomendasi lain, apoteker dapat membantu menghindari atau mengurangi risiko reaksi obat yang merugikan, sehingga meningkatkan keselamatan pasien.