Mohon tunggu...
Meliani Puspita
Meliani Puspita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelancer

Hobi nyari kerja yang sehati dan sejiwa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Seks Sejak Dini sebagai Pelindung Diri

21 Mei 2022   09:33 Diperbarui: 21 Mei 2022   09:53 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan seks di Indonesia masih terasa rabu untuk dibicarakan. Hal tersebut karena mindset masyarakat negatif seperti mengajak seks bebas dan pornografi. 

Padahal pendidikan seks mencakup banyak pelajaran seperti menjaga seseorang dari kekerasan, bagaimana cara menghargai orang lain, membedakan laki-laki dan perempuan serta banyak hal lagi. 

Bahkan pembelajaran mengenai pendidikan seks di luar negeri telah menjadi kurikulum wajib bagi anak-anak mengingat banyaknya kasus pedofilia.

Penyebab pedofilia salah satunya karena pernah mengalami pelecehan seksual semasa kanak-kanak sehingga menimbulkan dendam ingin orang lain merasakan yang pelaku rasakan di masa lalu.

Orang tua sebagai pembimbing utama anak dalam hal pengajaran seperti mengajarkan anak untuk melindungi diri dalam hal ini pendidikan seks. 

Orang tua mengajarkan pendidikan seks sejak dini dimulai umur 2,5-3 tahun. 

Pada usia tersebut, anak sudah mulai memegang organ reproduksinya maka perlu ditanamkan secara detail mengenai jenis kelamin serta nama organ intimnya dengan sebutan yang benar, dilarang untuk memberikan sebutan yang salah. 

Anak juga perlu mengetahui perilaku yang boleh dilakukan di rumah dan di tempat umum seperti menggunakan handuk saat keluar dari kamar mandi. 

Selain itu, ajarkan anak untuk berteriak, lari dan melapor pada orang tua apabila ada menyentuh bagian tubuhnya. 

Pendidikan seks pada anak dapat menjauhkan mereka dari pelecehan seksual karena mengetahui bagian tubuh mana saja yang tidak boleh disentuh orang lain. 

Hal tersebut terbawa hingga anak dewasa menentukan pilihan lingkungan mana yang baik serta bermanfaat sehingga terhindar dari pergaulan buruk seperti seks bebas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun