Mohon tunggu...
Meliana Ramadhani
Meliana Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama saya Meliana, saya merupakan salah satu mahasiswa di Universitas Airlangga angkatan 2024, hobi saya mendengarkan musik tapi tidak menutup kemungkinan saya bisa eksplor kegiatan lain yang jadi minat saya. Saya berasal dari Prodi Teknologi Radiologi Pencitraan Fakultas Vokasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mitos atau Fakta Pemeriksaan Kesehatan Menggunakan Radiasi Dapat Menyebabkan Kemandulan?

25 November 2024   21:29 Diperbarui: 25 November 2024   21:45 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Era Modern ini, teknologi dalam dunia medis dan kesehatan sudah berkembang sangat pesat, salah satunya penggunaan radiasi dalam pengobatan dan diagnosis penyakit yang diderita seseorang.  Salah satu metode yang umum digunakan adalah penggunaan CT Scan dan X-Ray, yang memungkinkan seorang radiografer mendapatkan gambaran yang jelas tentang kondisi Kesehatan pasien. Namun, dibalik manfaatnya yang besar, ternyata muncul berbagai mitos dan kekhawatiran terkait teknologi ini terutama dikalangan Perempuan.

Salah satu mitos yang umum kita dengar adalah bahwa pemeriksaan Kesehatan menggunakan radiasi dapat menyebabkan kemandulan baik bagi pasien ataupun tenaga medisnya. Kekhawatiran ini sering kali berasal dari informasi yang tidak akurat dan kurangnya pemahaman masyarakat tentang bagaimana radiasi bekerja di dalam konteks kesehatatan.

Padahal, tidak semua paparan sinar radiasi itu memiliki efek yang sama. Dalam bidang Radiologi sendiri dosis radiasi yang diberikan kepada pasien itu jauh lebih rendah dari dosis yang dapat menyebabkan kemandulan. Di kutip dari situs rsumc.com, menurut dokter Yucca ambang dosis radiasi yang dapat menyebabkan kemandulan pada pria diperkirakan 3500-6000 mGy, sedangkan untuk Wanita berkisar antara 2500-6000mGy. Sedangkan, dosis radiasi yang diterima pasien selama diagnose rata-rata jauh lebih rendah, yaitu kurang dari 50mGy.

Radiografer sendiri tentu mengetahui bagaimana protocol Kesehatan yang benar dalam pemberian dosis radiasi yang berdampak pada pasien maupun dirinya sendiri. Badan Pengawas Tenaga Nuklir juga sudah mengeluarkan peraturan terkait optimasi proteksi dan keselamatan Radiasi. Radiografer dan tenaga medis lainnya yang mengalami kontak langsung dengan radiasi biasanya mengikuti protocol keselamatan yang ketat, sehingga dapat meminmalisir paparan radiasi berlebih.

 Dalam dunia Kesehatan, seorang radiografi dalam menjalankan tugasnya selalu menggunakan alat pelindung diri. Salah satu pelindung diri yang umum digunakan adalah Apron, yaitu alat pelindung diri bagi petugas radiologi menutup dada sampai lutut yang setara dengan timah hitam (Pb). Berdasarkan laman readyexpose.com Apron yang digunakan tesebut setara dengan 0,2 atau 0,25 mm Pb.

Mitos mengenai kemandulan akibat radiasi yang menyebabkan kekhawatiran bagi Masyarakat sebenanya tidak benar karena tidak ada bukti ilmiah yang jelas dan kuat. Namun, memang benar radiasi dapat menyebakan kemandulan pada seseorang tapi perlu digaris bawahi hal itu dapat terjadi jika radiasi yang diberikan sangat berlebihan apalagi mencapai ambang dosis penyebab kemandulan.

Maka dari itu, sekarang kita tidak perlu khawatir lagi terkait mitos tersebut karena seorang radiografer sendiri tentu mempunyai aturan dan panduan keselamatan dalam menjalankan tugasnya, untuk meminimalisir dampak atau efek negative baik pada pasien ataupun dirinya sendiri. Mari kita menggali informasi yang lebih akurat lagi sebelum menyimpulkan sendiri terkait informasi yang simpang siur dimasyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun