Pemilu Indonesia sudah semakin dekat, kabarnya akan dilaksanakan pada 14 Februari 2024 nanti. Menurut data KPU RI, daftar pemilih tetap pemilu 2024 mencapai 204,9 juta pemilih. Mayoritas pemilih didominasi oleh Gen Z dan milenial. Jumlahnya mencapai 113 juta pemilih Gen Z dan milenial atau sebanyak 56,45% dari total keseluruhan pemilih. Artinya, setengah lebih dari warga negara Indonesia yang berhak memilih pada pemilu 2024 adalah Gen Z dan milenial.
Jika berbicara mengenai Gen Z dan milenial tentunya tidak dapat dipisahkan oleh pemahaman mengenai teknologi dan kemampuan komunikasi melalui media sosial. Oleh karena itu media sosial menjadi salah satu sarana kampanye untuk menarik perhatian anak muda. Media sosial dapat digunakan untuk menaikkan elektabilitas dan membangun citra calon presiden dan calon wakil presiden. Anak muda zaman sekarang cenderung lebih tertarik pada informasi dan pendekatan yang disampaikan melalui platform media sosial, seperti Youtube, Facebook, Whatsapp, Tiktok, Instagram, Twitter, dan lain sebagainya.
Dalam menentukan pilihan, akses informasi terkait pemilu sangatlah penting. Namun sayangnya tren penyebaran hoax atau berita bohong cenderung mengalami peningkatan menjelang pemilu. Berdasarkan hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS), 59% pemilih muda merujuk media sosial sebagai sumber informasi utama. Hal inilah yang membuat anak muda berpotensi tinggi untuk termakan berita hoax.
Sebagai anak muda, alangkah lebih baiknya untuk tidak menelan mentah-mentah informasi atau berita mengenai pemilu di media sosial. Cermati dulu berita atau informasi tersebut serta cek dulu kebenarannya. Sebelum menentukan pilihan, sebaiknya melakukan riset mendalam seperti meneliti latar belakang, rekam jejak, dan program kerja calon presiden dan wakil presiden secara menyeluruh. Mulailah terbuka mengenai politik dengan mencari tahu isu-isu politik yang sedang terjadi, agar bisa lebih mengerti dan tidak sembarangan memberi suara kepada calon presiden dan calon wakil presiden nantinya.
Dihimbau juga untuk tidak golput dan menggunakan hak suara sebaik mungkin karena partisipasi aktif dari generasi muda dalam pemilu memiliki dampak besar pada kebijakan dan arah masa depan negara. Dengan tidak golput, anak muda dapat mengekspresikan aspirasi, memilih pemimpin yang dapat mewakili visi mereka, dan berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang lebih baik.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H