Media sosial sebagai sarana untuk menyalurkan bakat dan keahlian dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang keenam
Sebelum masuk ke poin utama, pasti akan ada pertanyaan-pertanyaan seperti, "Apa itu Profil Pelajar Pancasila?"
Profil peserta didik Pancasila sesuai dengan Visi dan Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan disampaikan dalam Surat Keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024, adalah mewujudkan peserta didik Indonesia sebagai pembelajar sepanjang hayat yang berkompetensi global yang berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Keenam nilai tersebut sangat penting untuk diaplikasikan dalam kehidupan sekolah ataupun sehari-hari oleh para pelajar Indonesia, karena kaitannya dengan karakter yang menjadi salah satu alasan penting agar pelajar bisa menjadi pemimpin yang baik dan berkompeten di masa depan. Salah satunya poin kreatif yang mencakup kemampuan otak.
Definisi kreatif menurut KBBI adalah memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk menciptakan dan bersifat (mengandung) daya cipta: pekerjaan yang menghendaki kecerdasan dan imajinasi.
Tidak berbeda jauh dengan definisi menurut KBBI, definisi Profil Pelajar Pancasila yang keenam yaitu kreatif, di mana pelajar mampu mengubah dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat serta mengesankan. Elemen kunci kreativitas adalah menghasilkan ide orisinal serta menciptakan karya dan aktivitas orisinal.
Kaitannya dengan pengembangan ide orisinal adalah pelajar mampu berpikir kreatif, menjelaskan dan mempertanyakan banyak hal, melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda, menggabungkan ide yang sudah ada dengan ide baru yang baru dicetuskan sesuai dengan konteks masalah dan mencari solusi alternatif. Sedangkan, hubungan penciptaan karya dan aktivitas orisinal adalah menghasilkan karya dan aktivitas dalam bentuk visualisasi kompleks, gambar, denah, presentasi, publikasi digital, realitas virtual, dan lain-lain. Pelajar memproduksi dan bertindak dipandu oleh minat, preferensi, dan emosi mereka untuk mencerminkan dampak mereka terhadap lingkungan.
Dalam hal ini, media sosial memiliki pengaruh yang sangat penting. Teknologi berkembang sangat cepat akhir-akhir ini. Media sosial saat ini tidak hanya menjadi tempat untuk terhubung dan berkomunikasi, tetapi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk menyalurkan bakat dan keterampilan yang menghasilkan konten positif yang dapat dinikmati dan dirasakan manfaatnya oleh banyak orang. Terutama anak muda yang menghabiskan lebih banyak waktu di jejaring sosial.
Di era sekarang ini, banyak orang dari berbagai lapisan masyarakat yang mengunggah bakat dan keterampilan mereka ke media sosial, baik yang memiliki bakat musik, menulis, melukis, dan sebagainya. Konten tersebut tanpa kita sadari dapat menghibur penonton sekaligus menginspirasi mereka untuk melakukan hal yang sama.
Walaupun begitu, banyak pelajar Indonesia yang masih bingung dengan keterampilan apa yang mereka miliki. Media sosial yang berisi banyak hal positif di tengah kehidupan kita bisa menjadi inspirasi untuk mencoba hal baru dan menunjukkan bakat terpendam kita.
Sebagai contoh, A yang merupakan seorang pelajar SMA yang mengira dirinya tidak memiliki bakat, namun dia selalu menonton video orang menggambar di media sosial, kemudian dia mencoba hal yang sama.
 Hari demi hari berlalu, dia terus mencoba dan semakin memiliki ketertarikan untuk menggambar. Akhirnya dia menyadari bahwa bakatnya adalah menggambar. Lantas dia menyalurkan bakatnya ke media sosial layaknya orang lain dan dari gambarnya tersebut ide kreatif pun muncul, dia menghasilkan sesuatu yang baru dan tidak pernah dilakukan orang lain. Contoh ini menunjukkan bahwa secara langsung media sosial dapat memicu munculnya kreativitas seseorang.
Ketahuilah bahwa pelajar yang bijak dan cerdas mampu melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Menurut saya, dalam hal ini media sosial bisa dinilai sebagai hal baik dan melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda menyebabkan munculnya ide orisinal, dan sudah termasuk dalam perwujudan Profil Pelajar Pancasila kreatif itu sendiri.
Melalui media sosial, pelajar tidak hanya sebagai konsumen saja, namun juga mampu sebagai produsen yang menjadikan media tersebut sebagai pemicu gagasan kreatif serta sebagai sarana dalam menyalurkan gagasan tersebut. Meski terinspirasi dari orang lain, tetapi gagasan tersebut dihasilkan dari pikiran sendiri.
Kesimpulan yang dapat saya ambil bahwa adanya media sosial di dalam kehidupan pelajar sangat penting dalam mewujudkan salah satu nilai Profil Pelajar Pancasila yaitu kreatif. Mengubah dan menghasilkan suatu karya melalui media tersebut. Selain itu membuat kita mengenal minat dan ketertarikan kita akan suatu hal.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI