Hidup di dunia itu telah diciptakan oleh Allah sejak dulu dan dalam keadaan seimbang sehingga semua makhluk-Nya bisa berpergian ke mana pun. Ada malam, ada siang, ada panas ada dingin, semua ditata sedemikian rupa. Semua seimbang.
Seimbang Itu
Seimbang menurut saya adalah suatu keadaan yang sesuai dengan kadarnya; sama berat atau porsinya. Dalam menjalankan kehidupan sebagai makhluk di bumi ini, kita pun harus seimbang dalam hal kehidupan di dunia juga akhirat.
Ketika seseorang menginginkan dunia, dia akan mengejar apa saja yang membuat hidupnya senang selama di dunia. Harta, tahta, kejayaan, wanita adalah hal-hal dunia yang sering menjadi buah bibir. Bahkan banyak yang berbondong-bondong mendapatkannya.
Kemampuan untuk mendapatkan semua kesenangan dunia bagi setiap individu tidak sama. Ada yang memandang harta, tahta, kejayaan, dan wanita akan menyenangkan hatinya selama tinggal di dunia, maka tipe yang seperti akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkannya.
Ada juga yang memandang harta, tahta, kejayaan, dan wanita adalah hal yang diperoleh sementara di dunia. Dia menjadi amanah atau titipan dari Allah sehingga dia berhati-hati dan takut untuk menyelewengkan.
Yang terakhir, adalah orang yang memandang harta, tahta, kejayaan, dan wanita bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan kesenangan di akhirat kelak. Jadi, apa pun yang dilakukan untuk mendapatkan hal itu dilakukannya dengan seimbang.
Ada seorang sahabat nabi saw. yang mendapatkan teguran dari Allah karena tidak tidur malam dan siang hari sibuk berpuasa. Dia terus saja beribadah kepada Allah swt. sampai istrinya memprotes hal itu. Padahal tubuh yang digunakan untuk ibadah itu memiliki hak atas dirinya, yaitu beristirahat.
Manfaat Seimbang
Menu makan itu saja harus seimbang kok. Lalu apa sih manfaat seimbang itu? Ketika seseorang menjalankan kehidupannya hanya memikirkan bekerja. Maka, yang terjadi adalah kehampaan. Suatu saat dia pasti mencari makna dari bekerja. Sebenarnya untuk apa sih bekerja? Apakah hanya sebatas hidup di dunia saja?
Pertanyaan seperti itu akan muncul saat diri ini jenuh akan semua yang telah dilakukan di dunia. Jawaban atas pertanyaan itu diperoleh seseorang dengan melihat hikmah dalam setiap proses yang telah dilaluinya.
Bekerjalah di dunia dan jangan mengabaikan kepentingan akhirat. Lakukan keduanya, jangan sepelekan yang lain.
Insya Allah kita akan merasakan manfaatnya, yaitu ketenangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H