Kita mengenal upacara bendera sudah lama buanget, bukan? Sejak memasuki usia TK, upacara bendera mulai diperkenalkan di sekolah. Dulu saya tidak TK, jadi saya mengenal upacara bendera sejak SD. Ketika anak saya TK, upacara dilaksanakan dengan sederhana dalam waktu yang singkat.
Setiap Senin pagi pasti upacara bendera diadakan di sekolah-sekolah, 'kan. Penunjukkan petugas pengibaran bendera, pembacaan UUD 1945, Pembaca Pancasila, doa, dan janji pelajar menjadi bagian penting dalam upacara bendera. Bagi yang beruntung, mereka bisa berpartisipasi aktif saat itu.
Merah-putih itulah warna bendera kita. Bendera yang dikibarkan setiap Senin pagi dan hari besar nasional memiliki arti tersendiri dan dalam diri setiap rakyat Indonesia.
Bagi para pejuang, pengibaran bendera ini memiliki makna yang mendalam. Perjuangan sang merah-putih untuk sampai berkibar di udara tidaklah mudah seperti sekarang. Ada nyawa yang menjadi taruhan.
Sekarang, di saat kemerdekaan sudah diraih, banyak di antara rakyat Indonesia yang tidak peduli dengan pengibaran bendera ini. Ketika 17-an kemarin pun masih ada rumah yang tidak mengibarkan bendera. Padahal hanya setahun sekali kita diminta untuk mengibarkan bendera loh. Namun, masih saja ada yang menyepelekan.
Berapa sih harga bendera merah putih? Harganya tidak mahal! Untuk ukuran sedang, yang kebanyakan dijual oleh pedagang, harganya berkisar antara 20.000-25.000. Itu pun tidak harus diganti setiap tahun toh.
Saya sampai berpikir, kok bisa ada orang yang tidak bisa membeli bendera sekali saja seumur hidupnya. Saya tidak  menyepelekan pendapatan yang dihasilkan orang tersebut setiap hari. Yang saya cermati, kok bisa beli ini dan itu, jajan tiap hari, eh ... ketika disuruh memasang bendera dia tidak mau dengan alasan tidak ada uang untuk membeli secarik kain berwarna merah putih. Lalu, apa sebenarnya makna bendera merah putih baginya?
Filosofi Pengibaran Bendera
Dulu ketika SD sampai SMP, saya suka kesal kalau upacara bendera. Kesalnya bukan karena pengibaran benderanya, tetapi kesal dengan lamanya pembina upacara memberikan wejangan. Apalagi di samping ada guru yang siap menghukum bila para siswa terlihat bergerak.