Sudah belasan tahun saya tidak pernah naik kereta api, maksudnya bukan LRT, ya.
Kalau LRT, baru-baru ini saya menaikinya bersama anak sulung karena ada kegiatan di sekolahnya. Meskipun keduanya sama-sama kereta, jarak tempuhnya tidak sama.
Perjalanan Pertama Naik Kereta Api
Pertama kali saya naik kereta, yaitu saat ayah saya ditugaskan ke Lubuk Linggau. Saat awal ayah saya bekerja di Lubuk Linggau, kami diajak serta untuk sekadar liburan sesaat.
Setelah itu, kami berpisah dan hanya ayah yang pulang-pergi Palembang-Lubuk Linggau dan Lubuk Linggau sampai beberapa tahun lamanya memakai kereta api Serelo.
Ternyata, setelah ayah saya sudah pindah tugas, adik saya yang menggantikan.Â
Rezeki adik saya untuk tinggal di sana sehingga membuat saya beberapa kali merasakan naik kereta api lagi untuk sampai di sana.
Setelah dia menikah, saya belum pernah lagi menaiki kereta api. Jika tidak ada adik saya di Lubuk Linggau, mungkin akan sulit bagi saya untuk naik kereta api.
Sebenarnya, jika saya ingin melakukan perjalanan ke Lubuk Linggau, saya bisa naik travel atau mobil.
Namun, ayah saya berkata bahwa naik kereta itu lebih nyaman. Mungkin kita akan merasakan guncangan alias ketakutan akan mabuk perjalanan, tetapi kemungkinan itu sangat kecil.
Suasana Stasiun Kertapati Dulu dan Sekarang
Aih, perjalanan pertama menggunakan kereta pertama membuat saya harus kuat dengan berbagai bau. Semua bau ada di sana. Ih, mual, iya, tapi muntah enggak bisa.