Mohon tunggu...
Meliana Aryuni
Meliana Aryuni Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis pemula yang ingin banyak tahu tentang kepenulisan.

Mampir ke blog saya melianaaryuni.web.id atau https://melianaaryuni.wordpress.com dengan label 'Pribadi untuk Semua' 🤗

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Sedih/Lelah itu Biasa, Coba Chill and Heal Ini!

28 April 2023   15:08 Diperbarui: 28 April 2023   15:11 807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anggrek spesies/Dokpri.


Sedih itu Biasa, Bisa Bangkit Darinya itu Luar Biasa

Waduh, mau nulis kali ini tuh  kayak membuka lembaran-lembar masa lalu yang menyedihkan sekaligus menyakitkan enggak sih, Teman-teman. Kata 'heal' yang saya tahu biasanya dilakukan akibat luka batin 'psikologis' yang sudah lama dan agaknya tidak bisa serta merta diobati  instans dengan sekadar berlibur atau bersantai saja. Ada terapi yang seharusnya menyertai perjalanan itu. 

Namun, chill yang berarti santai ini bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Ini merupakan upaya yang sadar dilakukan seseorang agar suasana hati dan pikiran menjadi rileks sejenak. Sebuah perlakuan bisa dilakukan agar kita selalu bisa menghadapi rutinitas hidup.

Jika Sedih/Lelah, Coba Lakukan Ini
Apa yang kita lakukan bila perasaan kita diliputi rasa sedih? Rasa tidak nyaman, ingin menangis, dan berlari pasti ada dalam kehidupan ini. Namun, kita tidak seharusnya berada dalam keadaan seperti itu terus-menerus, bukan? Pasti akan ada keinginan untuk keluar dari situasi yang tidak menyenangkan itu, 'kan?

Beberapa orang akan melakukan banyak hal agar hidup tidak melulu menyedihkan dan membosankan. Beberapa ada yang menggunakan kesempatan dengan jalan ke mall atau ada juga yang berwisata alam Indonesia. karena. Semua itu bisa saja dilakukan asalkan ada uang yang menyertai. Namun, bila tidak, coba deh lakukan hal yang santai ini. 

Saya termasuk orang yang mempertimbangkan dengan matang bila menghadapi situasi yang tidak nyaman itu. Pertama, saya harus sadar bahwa saya butuh rehat sejenak. Bila sering emosi, maka itu pertanda bahwa saya harus menyediakan waktu untuk memikirkan diri sendiri. Hal itu bukan berarti saya tidak memedulikan orang di sekitar, tidak sama sekali! Saya hanya ingin memberi ruang agar diri ini bisa menyalurkan emosi  dalam hal yang positif.

Pesona Indonesia itu banyak sekali, tak harus jauh. Tanpa kita sadari, pesona itu ada di rumah sendiri. Biasanya, saya akan ke kebun kecil di depan dan belakang rumah. Di sana ada tanaman anggrek yang menawan atau tanaman sayur yang semuanya bisa mengalihkan sejenak emosi negatif saya. 

Seringnya, saya membuka terjemahan Al Qur'an dan membaca. Kegiatan positif lainnya adalah berjalan bersama suami dan anak-anak menyusuri perumahan, kolam pemancingan, perkebunan sayuran, sampai ke jalanan atau lorong-lorong yang jarang kami telusuri. Di dalam hati saya bangga berwisata di Indonesia.

Kedua, penerimaan akan keadaan diri atau lebih tepatnya pengikhlasan diri. Memang sih, saya yakin betul bahwa kegiatan pengalihan atau katarsis emosi itu tidak akan berpengaruh besar bila tidak diiringi dengan penerimaan diri. Keikhlasan akan keadaan yang dialami itu akan memberikan kekuatan agar diri ini bangkit.

Ketiga, tahu porsi kemampuan diri. Di sini saya harus tahu bahwa tidak semua hal bisa saya lakukan. Oleh karena itu, saya tidak akan memaksakan diri secara berlebihan terhadap sesuatu yang sulit untuk saya lakukan. Saya harus tahu kapan saya berbuat dan berhenti sehingga tubuh dan pikiran saya tidak akan 'terancam' karena keinginan.

Bila saya sudah tahu kalau tubuh saya harus sedikit bersantai, maka saya akan siap melakukannya. Ya, jika sekadar browsing atau scroll beranda membuat hati saja merasa baikan, atau wisata kuliner, maka akan saya lakukan. Jika memang saya harus silaturrahim dengan para teman dan tetangga untuk sekedar berbagi cerita, maka saya lakukan asal tidak menyalahi aturan.

Seberapa Penting Chill and Heal
Chill dan heal itu perlu sekali agar hidup kita terasa lebih bermakna, bagi diri sendiri atau orang di sekitar. Diri yang diliputi dengan kesedihan yang mendalam, yang menimbulkan luka batin dan mengubah perilaku seharusnya ditangani dengan baik. Bahkan sebelum terbentuk luka baru, tubuh ini harus diajak untuk mengobatinya sendiri. 

Obat yang mujarab sebagai bentuk healing ini akan lebih mudah dilakukan oleh orang-orang yang memang ingin hidupnya berubah lebih baik. Penyerahan semua takdir kepada Allah swt. akan mengurangi beban pikiran. Raga dan batin yang sehat akan membuat hati lebih nyaman untuk berbuat.

Sediakan ruang berbagi untuk sekadar membuang sampah-sampah pikiran baik secara langsung atau tidak. Luapkan hingga hati merasa lega. Lalu, jangan biarkan hal negatif lain membuat diri terpuruk kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun