Sepanjang perjalanan di kehidupan saya, seingat saya tidak lebih dari 10 kali saya bertamasya ke pantai. Pantai menjadi tempat yang begitu nyaman untuk dikunjungi, tetapi tidak nyaman untuk dijelajahi. Sebab, butuh waktu, tenaga, dan biaya yang cukup memadai untuk sampai ke sana.
Namun, ada satu pantai yang sampai saat ini membawa kenangan tersendiri di hati saya. Pantai itu terletak di Jawa Tengah. Saya sendiri baru sekali berkunjung dan menyadari bahwa pantai itu begitu menakjubkan.
Pantai Air Asin dan Tawar yang Bersatu
Sekitar tahun 2009, saya lupa tepatnya, adik saya menikahi gadis dari salah satu desa di Yogjakarta. Sebelum hari pernikahan itu, saya dan keluarga diajak jalan-jalan ke beberapa pantai, yang saya ingat kala itu pantai Baron. Namun, bukan hanya di pantai itu saja kami bermain air, ada satu pantai lagi yang kami kunjungi dan saya tidak ingat namanya.
Pantai itu memiliki keunikan, airnya berbeda dengan pantai Baron yang ombaknya hampir menggulung tubuh saya saat itu. Pantai yang ini tuh unik sekali. Keunikannya terletak pada rasa. Sebagian air di pantai itu ada yang asin dan ada juga yang tawar. Jadi, saat di sana, saya terus-terusan mencoba perbedaan di antara kedua air itu.
Masya Allah, rasa takjub akan kebesaran Allah swt. membuat saya bertasbih kepada-Nya. Ternyata, fenomena seperti ini sudah dijelaskan oleh Allah swt.
"Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar dan segar dan yang lain sangat asin lagi pahit; dan Dia Jadikan antara keduanya dinding dan barat yang tidak tembus."
(QS. Al Furqon: 53)
Nyata benar kekuasaan Allah swt. dalam laut yang saya singgahi itu. Sebagian air terasa asin di lidah, sedangkan yang lain seperti air sungai (tawar). Perbedaan lain terlihat ketika saya berada di tengah keduanya, seperti ada pembatas, yang memisahkan keduanya sehingga rasa airnya tidak bercampur sedikit pun.
Ketika mencelupkan telapak tangan di sisi yang asin, terasa kalau  menjadi lengketnya dan saya merasakan tidak nyaman. Nah, segera saja saya b ke sisi yang tawar. Uh, sejuk rek!
Pantai Parang Tritis yang Penuh Kenangan
Tempat kedua adalah pantai ini, yaitu Parang Tritis. Saya ke pantai ini saat tour bersama teman-teman guru sekitar tahun 2007/2008. Deburan ombak yang tinggi membuat pantai ini terlihat 'ganas' sehingga saya takut untuk mendekati bibir pantai.
Di balik deburan ombak yang kuat dan tinggi, saya menyukai pemandangan di sana. Pantai ini tampak begitu luas dan tak bertepi. Udara yang berembus membuat saya harus waspada.
Pantai ini menjadi cerita tentang perjalanan pertama saya tanpa keluarga. Perjalanan yang tak pernah saya duga. Kisah beberapa hari antarteman dibalut keceriaan. Â
Bagi saya kedua pantai ini memiliki cerita tersendiri di hati. Seperti sebagian pantai yang menjadi tempat rekreasi banyak orang, fungsi keduanya pun sama. Hanya saja di sana saya menemukan bahwa di balik namanya, pantai adalah salah satu bukti kebesaran-Nya. Di sana tersimpan berjuta kenangan di hati.
Meskipun saya memiliki keinginan untuk berkunjung ke sana, saya tetap harus waspada. Pantai yang tampak tenang bisa saja membawa petaka. Entahlah berapa lama lagi saya bisa pergi ke sana atau ke pantai lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H