Saya teringat kejadian beberapa tahun yang lalu diperantauan. Sepertinya lebatan kala itu bikin kesan tersendiri di hati. Sampai saat ini pun saya terus mengingatnya. Loh, kok bisa? Apa sih kenangan itu?
Tinggal diperantauan tuh membuat saya memiliki cerita yang berbeda. Berlebaran auh dari keluarga pun memiliki cerita suka dan duka. Namun, kala itu saya merasa bahagia dan menikmati setiap episode kehidupan saya di sana.
Lebaran Serba Kacang
Kue atau makanan lebaran yang selalu ada di keluargaku sejak dulu adalah kacang. Sampai saya menikah, setiap lebaran pasti selalu ada kacang. Maka, saya pun memfavoritkannya.
Aneh enggak sih kalau kacang dijadikan favorit? Bukannya nastar, lidah kucing itu enak, kok malah favoritnya kacang? Hmmm, bukannya saya enggak suka kue-kue itu, tapi memang kacang itu berbeda. Bagi saya semua kacang lebaran itu enaknya kebangetan. Inilah kisah si favorit saya.
Ceritanya, beberapa hari sebelum lebaran, saya dan keluarga pergi ke pasar kalangan, yaitu pasar yang ada hanya seminggu sekali. Di pasar itu sudah bermunculan pedagang kue. Di muka dan ujung pasar, ada belasan pedagang. Saya pun berniat untuk membeli kue.
Berhentilah saya di salah satu pedagang kue. Wah, banyak sekali kue yang dijualnya, tetapi mata saya tetap mencari kacang. Di sana banyak jenis kacang sehingga saya bingung untuk memilihnya.
Dengan mempertimbangkan jenisnya, akhirnya saya memutuskan membeli 2 jenis kacang setengah kilo. Lalu, saya ke pedagang lain, di pedagang ini pun kacang tetap menjadi pilihan saya. Namun, pilihan untuk anak-anak seperti astor dengan 3 warna menjadi pilihan saya. Sampai di rumah, saya langsung simpan kue-kue itu, kasihan kalau anak-anak tergiur melihatnya.
Saat berkunjung ke desa yang lain, ternyata di sana ada kalangannya. Saya berhenti untuk membeli sedikit kue lebaran. Apalagi suami berniat ingin berbagi kepada salah satu temannya. Akhirnya, terbelilah beberapa jenis kue.
Setelah pulang, saya pun mengumpulkan kue yang saya beli sebelumnya dengan kue yang baru saya beli ini. Betapa terkejutnya saya bahwa ada 6 atau 7 jenis kacang yang saya beli! Suami saya tertawa.
"Ini kok beli kacang semua sih, Mi?"
Kue Favorit, Haruskah?
Saya pikir saat lebaran itu tidak harus tersaji kue yang kita favoritkan. Kalau saya pribadi, saya akan memilih kue yang disukai anak-anak juga kue kesukaan saya, selebihnya adalah kue yang pantas untuk disajikan kepada para tamu.
Apa pun hidangan kue lebaran yang tersaji pada saat itu, yang terpenting kue itu dimakan, bukan disimpan. Ada beberapa keluarga yang saya temui kue lebarannya saat ini belum juga habis sampai ketemu lebaran yang baru. Awet banget kuenya.
Saya tak habis pikir bagaimana nasib kue lebaran itu. Ah, jika di rumah saya, belum lebaran pasti juga habis. Jadi, mesti ada stok kue untuk tamu yang datang kemudian.
Jadi, buat yang masih mau beli kue lebaran, belilah kue yang keluargamu sukai, ya. Jangan kue yang disukai tamu. Sebab tamu yang datang tidak akan makan sebanyak anak-anak kita. Kita pun tidak tahu kue kesenangan para tamu.
Taqoballahu minna waminku shiyamana washiyamakum. Minal aidin walfaidzin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H