Menyontek itu adalah kebiasaan, yaitu kegiatan yang dilakukan terus sehingga mendapatkan rasa percaya diri dengan apa yang dicontek. Padahal sesungguhnya menyontek tidak lebih dari pembodohan. Kita telah membodohi diri sendiri dan menganggap baik perbuatan menyontek sehingga menjadi budaya.
Orang yang suka menyontek selalu dihiasi oleh keinginan untuk mendapatkan nilai yang bagus. Kalau pun mereka mendapatkan nilai yang tinggi, itu bukan karena hasil sendiri dan tidak ada keberkahan di dalamnya. Nyatanya, sebagus apa pun nilai yang dihasilkan dari proses menyontek tidak benar-benar membuatnya pandai.
Guru dan Proses Pembiasaan Akan Kejujuran
Mendidik bukan hanya ingin mencapai tujuan agar anak didik bisa memahami pelajaran dengan baik. Mendidik juga tidak melulu pada nilai akademik yang melejit. Mendidik adalah pembiasaan baik yang konsisten dilakukan seorang guru kepada peserta didik.
Jika boleh dikatakan, kejujuran adalah hal utama yang harus ditanamkan sejak anak mengenal sebuah hubungan sosial. Kejujuran ini harus menjadi bagian yang tak terpisahkan oleh guru. Sebab, keterampilan seorang guru pun diuji dalam seberapa berhasilnya mereka mendidik peserta didik untuk berlaku jujur.
Kejujuran dan Menyontek
Kedua perbuatan ini sungguh sangat dekat sekali di kehidupan kita. Bahkan keduanya sangat akrab terdengar. Sangkin akrabnya, mereka seakan tidak mau dipisahkan.
Seorang yang berpegang teguh pada kejujuran tidak akan pernah takut nilainya kecil. Dia lebih memilih mendapatkan nilai 'apa adanya' daripada bergelimang nilai tinggi tetapi didapat dengan cara berbohong kepada diri sendiri.
Hei, menyontek itu adalah berbohong pada dirimu sendiri! Tahukah kamu bahwa selama kamu masih suka menyontek, berarti kamu masih tidak bisa menyakini dirimu bahwa kamu itu mampu. Bahwa kamu bisa mendapatkan nilai tinggi tanpa menyontek.
Jangan Pernah Menyontek
Menyontek ini akan membawa dampak di kehidupan nyatamu loh. Seseorang yang biasa berbohong atau berdusta akan melakukan hal itu selama masih menguntungkannya. Kebohongan atau satu dusta akan menimbulkan kebohongan baru sehingga menjadi rantai yang tak berkesudahan.