Mohon tunggu...
Meliana Aryuni
Meliana Aryuni Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis pemula yang ingin banyak tahu tentang kepenulisan.

Mampir ke blog saya melianaaryuni.web.id atau https://melianaaryuni.wordpress.com dengan label 'Pribadi untuk Semua' 🤗

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

4 Hal Ini untuk Imbangi Pertambahan Populasi Penduduk dan Hidup Berkelanjutan

18 November 2022   16:19 Diperbarui: 23 November 2022   13:19 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ramai penduduk. (sumber: UNSPLASH/NICO BHLR via kompas.com) 

Apa yang terjadi bila populasi manusia di bumi terus bertambah? Berdasarkan kutipan dari laman cbncindonesia.com, bahwa pada 15 November 2022, PBB menyatakan bahwa populasi dunia diproyeksikan mencapai 8 miliar manusia. Wow, tak terbayangkan betapa padatnya bumi ini!

Populasi Dunia Meningkat, penduduk Indonesia Ikutan Bertambah

Tak usah jauh-jauh, kita bisa melihat pertambahan penduduk di sekitar kita. Dulu perumahan yang saya tempati hanya terdapat berapa kepala keluarga, sekarang perumahan ini sudah penuh. Bahkan banyak perumahan baru yang dibentuk.

Dalam Kompas.com, menurut Direktur Jenderal Dukcapil Kemendagri, Zudan Arif Fakrulloh pertambahan penduduk di Indonesia pada semester I 2022, yaitu 275.361.267 jiwa. 

Saat SMA, saya ingat jika ditanya berapa jumlah penduduk Indonesia, maka saya akan menjawab 200 juta. Jawaban itu yang saya dapat dari orang tua. 

Saya kira sekarang penambahannya tidak terlalu banyak, ternyata fantastik! Penduduk Indonesia sudah bertambah puluhan juta dalam 12 tahun! 

Penambahan penduduk di Indonesia ini tampak sekali di depan mata. Padatnya penduduk terlihat pada saat kita berada di jalan raya. 

Begitu juga dengan bertambah banyaknya fasilitas umum yang dibangun seperti mall dan toko retail menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan penduduk pun makin meningkat.

Pertambahan Penduduk dan Pemanasan Global

Pertambahan penduduk di Indonesia pun memberi dampak pada pemanasan global. Suhu di pagi hari tidak lagi terasa nyaman bila sudah menunjukkan pukul 8 pagi. 

Bahkan seringkali pukul 7 pagi, suhu udara terasa sangat gerah. Penggunaan AC sebagai pendingin udara menjadi alternatif banyak orang. Padahal hal itu dapat memperparah krisis iklim di dunia.

Peningkatan suhu udara di bumi disebabkan oleh beberapa faktor yang tidak kita sadari, seperti polusi, penggunaan plastik, pemakaian bahan bakar fosil yang tidak bisa dihindari. 

Dari faktor-foktor tersebut jika ditelusuri akan memperparah peningkatan panas bumi. Sebab itulah pemerintah sedang giat-giatnya menggalakkan kampanye kembali ke alam.

Selain itu, penggunaan kendaraan listrik/umum, pengurangan pemakaian plastik sekali pakaian, pendaurulangan sampah plastik, rumah tangga, dan kotoran hewan. Tujuannya adalah terciptakan kehidupan yang berkelanjutan (sustainable living).

Kehidupan Berkelanjutan (Sustainable Living)

Isu kehidupan berkelanjutan ini pun menjadi salah satu pembahasan dalam KTT G20 yang telah usai digelar kemarin. 

Isu itu harus ditindaklanjuti oleh banyak pihak, termasuk saya dan warga negara Indonesia lainnya. Masalah sustainable living ini perlu diperhatikan betul demi kenyamanan hidup di kemudian hari.

Tidak ada salahnya, masing-masing kita melakukan hal berikut untuk membantu mengimbangi pertambahan penduduk yang kian meningkat ini. 

Pertama, menjadikan diri kita sebagai agen perubahan bagi lingkungan pribadi. Dalam hal ini melakukan perbaikan dalam penggunaan plastik dan pemanfaatan plastik yang telah dipakai.

Kedua, mengarahkan keluarga untuk berperan aktif dalam menjaga kebersihan, termasuk sampah rumah tangga. 

Ketiga,  mensosialisasikan tentang pentingnya hidup yang berkelanjutan melalui media sosial. Keempat, menghijaukan lingkungan sekitar, dimulai dari rumah sendiri bercocok tanam pada tanaman pangan yang sering dibutuhkan.

Dengan bertambahnya populasi penduduk bukan hanya menyumbang pada meningkatnya suhu bumi, tetapi juga memberikan dampak negatif pada manusia, termasuk dalam hal kelangkaan air dan kekeringan, yang menurut perkiraan PBB berpotensi menggusur hampir 700 juta orang pada tahun 2030.

Berbagai penyakit baru mungkin akan timbul karena keadaan ini. Bahkan masalah ini akan memicu munculnya berbagai penyakit mental di masyarakat. Namun, hal itu bisa diatasi jika kita mau bahu-membahu sejak sekarang.

Referensi:
Intan Rakhmayanti Dewi. 11 November 2022. Hitung Mundur Populasi Dunia 8 Miliar Jiwa, Sisa Dua Hari. Cnbcindonesia.com.

Vitorio Mantalean. 31 Agustus 2022. Jumlah Penduduk Indonesia Naik Hampir 1,5 Juta Jiwa dalam 6 Bulan Terakhir. Kompas.com.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun